Sabtu, 14 Maret 2009

Kisah di Balik Kabbalah

“Keluaran” adalah judul kitab kedua dari Taurat. Kitab ini menceritakan bagaimana bani Israil, di bawah pimpinan Musa, meninggalkan Mesir dan melarikan diri dari kekejaman Fir’aun. Fir’aun memperbudak bani Israil dan tidak mau membebaskan mereka. Tetapi, ketika berhadapan dengan mukjizat yang ditunjukkan Allah melalui Musa, dan berbagai bencana ditimpakan kepada rakyatnya, Fir’aun melunak. Maka, suatu malam bani Israil berkumpul, dan memulai migrasi mereka keluar dari Mesir. Kemudian, Fir’aun menyerang bani Israil, tetapi Tuhan menyelamatkan mereka dengan mukjizat selanjutnya melalui Musa.

Tetapi, di dalam Al Quran lah kita menemukan kisah yang paling akurat tentang eksodus dari Mesir, karena Taurat telah mengalami banyak perubahan teks dari apa yang asalnya diturunkan kepada Musa. Sebuah bukti penting tentang ini adalah bahwa isi kelima kitab Taurat — Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan — banyak yang saling bertentangan. Fakta bahwa kitab Ulangan ditutup dengan kisah kematian dan penguburan Musa merupakan bukti yang tak dapat disangkal bahwa bagian ini sudah pasti ditambahkan setelah kematian Musa.

Di dalam Al Quran, pada pengisahan tentang keluarnya bani Israil dari Mesir, sebagaimana juga pada semua kisah lain yang berhubungan dengannya, tidak ada sedikit pun pertentangan; kisah tersebut diceritakan kembali dengan jelas. Bahkan, seperti pada kisah-kisah lain, Allah mengungkapkan banyak kebijaksanaan dan rahasia di dalamnya. Karena itulah, ketika kita mengkaji kisah-kisah ini dengan cermat, kita dapat menarik banyak pelajaran dari mereka.

ANAK SAPI EMAS
Salah satu fakta penting sehubungan dengan eksodus bani Israil dari Mesir, sebagaimana diceritakan di dalam Al Quran, bahwa mereka mengingkari agama yang diturunkan Allah kepada mereka walaupun Ia telah menyelamatkan mereka dari kekejaman Fir'aun melalui Musa. Bani Israil tidak mampu memahami ajaran tauhid yang disampaikan Musa kepada mereka, dan terus cenderung kepada penyembahan berhala.

Al Quran menggambarkan kecenderungan yang aneh ini pada ayat berikut:

“Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai pada suatu kaum yang tetap meyembah berhala mereka, Bani Israil berkata: "Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)". Musa menjawab: " Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)".

Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al A'raaf, 7: 138-139) !

Walau telah diperingatkan oleh Musa, bani Israil tetap dalam penentangan mereka, dan ketika Musa meninggalkan mereka, mendaki Gunung Sinai seorang diri, penentangan itu tampak sepenuhnya. Dengan memanfaatkan ketiadaan Musa, tampillah seorang bernama Samiri. Dia meniup-niup kecenderungan bani Israil terhadap keberhalaan, dan membujuk mereka untuk membuat patung seekor anak sapi dan menyembahnya.

“Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: "Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, lalu kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?".

Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya", kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: "Inilah Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa." (QS. Thahaa, 20: 86-88)

Mengapa ada kecenderungan yang gigih di kalangan bani Israil untuk membangun berhala dan menyembahnya? Dari mana kecenderungan ini bersumber?

Sudah tentu, suatu masyarakat yang sebelumnya tidak pernah menyembah berhala tidak akan secara tiba-tiba berkelakuan bodoh seperti membangun patung dan menyembahnya. Hanya mereka yang memiliki kecenderungan alami terhadap berhala yang akan memercayai omong kosong semacam itu.

Namun, bani Israil dahulunya adalah kaum yang mengimani satu Tuhan semenjak masa leluhur mereka Ibrahim. Nama "bani Israil" atau "Anak-Anak Israil" pertama kali diberikan kepada putra-putra Ya'kub, cucu Ibrahim, dan setelahnya semua bangsa Yahudi merupakan keturunannya. Bani Israil telah menjaga iman tauhid yang mereka warisi dari leluhur mereka Ibrahim, Ishak, dan Ya'kub, 'alaihim salam. Bersama Yusuf as., mereka pergi ke Mesir dan memelihara monoteisme mereka dalam jangka waktu yang panjang, walaupun faktanya mereka hidup di tengah keberhalaan Mesir. Jelaslah dari kisah yang disebutkan di dalam Al Quran bahwa ketika Musa datang kepada mereka, bani Israil adalah kaum yang mengimani satu Tuhan.

Satu-satunya penjelasan untuk ini adalah bahwa bani Israil, betapapun banyaknya mereka menganut kepercayaan Monoteistik, terpengaruh oleh kaum pagan yang hidup bersama mereka, dan mulai meniru mereka, menggantikan agama yang dipilihkan bagi mereka oleh Allah dengan penyembahan berhala dari negeri-negeri asing.

Ketika kita mengkaji masalah ini di bawah keterangan catatan sejarah, kita amati bahwa sekte pagan yang memengaruhi bani Israil adalah yang terdapat di Mesir Kuno. Sebuah bukti penting yang mendukung kesimpulan ini adalah bahwa anak sapi emas yang disembah bani Israil saat Musa berada di Gunung Sinai, sebenarnya adalah tiruan dari berhala Mesir, Hathor dan Aphis. Dalam bukunya, Too Long in the Sun, penulis Kristen Richard Rives menulis:

Hathor dan Aphis, dewa-dewa sapi betina dan jantan bangsa Mesir, merupakan perlambang dari penyembahan matahari. Penyembahan mereka hanyalah satu tahapan di dalam sejarah pemujaan matahari oleh bangsa Mesir. Anak sapi emas di Gunung Sinai adalah bukti yang lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa pesta yang dilakukan berhubungan dengan penyembahan matahari…. 23

Pengaruh agama pagan bangsa Mesir terhadap bani Israil terjadi dalam banyak tahapan yang berbeda. Begitu mereka bertemu dengan kaum pagan, kecenderungan ke arah kepercayaan bidah ini muncul dan, sebagaimana disebutkan dalam ayat, mereka berkata, “Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka memunyai beberapa tuhan (berhala).” (QS. Al A'raaf, 7: 138) Apa yang mereka ucapkan kepada Nabi mereka, "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang." (QS. Al Baqarah, 2: 55) menunjukkan bahwa mereka memiliki kecenderungan untuk menyembah benda nyata yang dapat mereka lihat, sebagaimana yang terdapat pada agama pagan bangsa Mesir.

Kecenderungan bani Israil terhadap paganisme Mesir Kuno, yang telah kita gambarkan di sini, penting untuk dipahami dan memberi kita wawasan tentang perubahan dari teks Taurat dan asal usul dari Kabbalah. Jika kita pikirkan kedua topik ini dengan hati-hati, kita akan mencermati bahwa, pada sumbernya, ditemukan paganisme Mesir Kuno dan filsafat materialis.

DARI MESIR KUNO KE KABBALAH
bangsa Yahudi, dengan mengesampingkan peringatan ini, tertular dan mencampurkan tradisi suci yang mereka warisi dengan pemikiran-pemikiran yang sebagian dipinjam dari bangsa lain dan sebagian karangan mereka sendiri. Semasa Musa masih hidup, bani Israil telah mulai membuat tiruan dari berhala-berhala yang mereka lihat di Mesir dan menyembahnya. Setelah Musa wafat, makin sedikit yang menghalangi mereka dari penyelewengan lebih jauh ke kedurhakaan. Tentu saja, hal ini tidak terjadi pada semua orang Yahudi, tetapi sebagian mereka memang mengadopsi paganisme bangsa Mesir. Tentu saja, mereka meneruskan doktrin-doktrin kependetaan Mesir (para ahli sihir Fir'aun), yang menjadi pondasi bagi kepercayaan kaum itu, dan merusak keimanan mereka sendiri dengan memasukkan doktrin-doktrin ini ke dalamnya.

Doktrin yang dimasukkan ke dalam agama Yahudi dari Mesir Kuno adalah Kabbalah. Seperti sistem dari para pendeta Mesir, Kabbalah merupakan sistem esoterik, dan berlandaskan pada praktik sihir. Yang menarik, Kabbalah memberikan penuturan yang sangat berbeda tentang penciptaan daripada yang ditemukan di dalam Taurat, yakni penceritaan materialis, yang berdasarkan kepada gagasan Mesir Kuno tentang keberadaan kekal dari materi. Murat Ozgen, seorang Freemason berkebangsaan Turki, membahas topik ini sebagai berikut:

Jelaslah bahwa Kabbalah disusun bertahun-tahun sebelum keberadaan Taurat. Bagian paling penting dari Kabbalah adalah sebuah teori tentang pembentukan alam semesta. Teori ini sangat berbeda dengan kisah penciptaan yang diterima oleh agama-agama ketuhanan. Menurut Kabbalah, pada awal penciptaan, muncullah benda-benda yang disebut Sefiroth, artinya “lingkaran-lingkaran” atau “orbit-orbit”, yang mengandung baik sifat material maupun spiritual. Benda-benda ini berjumlah 32. Sepuluh yang pertama merepresentasikan massa bintang-bintang di angkasa. Keistimewaan Kabbalah ini menunjukkan bahwa ia berhubungan erat dengan sistem kepercayaan astrologis kuno…. Jadi, Kabbalah jauh dari agama Yahudi dan berhubungan erat dengan agama-agama kuno yang misterius dari Timur. 24

Dengan mengadopsi doktrin-doktrin materialis dan esoterik dari bangsa Mesir Kuno yang berlandaskan ilmu sihir ini, bangsa Yahudi mengabaikan larangan Taurat tentang hal itu. Mereka mengambil ritual sihir dari bangsa pagan lain dan seterusnya, Kabbalah menjadi doktrin mistis di dalam agama Yahudi, tetapi bertentangan dengan Taurat. Di dalam buku berjudul Secret Societies and Subversive Movements, penulis Inggris Nesta H. Webster menyatakan:

Seperti kita ketahui, Ilmu sihir telah dipraktikkan oleh bangsa Kanaan sebelum pendudukan Palestina oleh bani Israel; Mesir, India, dan Yunani juga memiliki tukang tenung dan peramal. Walaupun di dalam Hukum-Hukum Musa terkandung pelarangan atas ilmu sihir, bangsa Yahudi, dengan mengesampingkan peringatan ini, tertular dan mencampurkan tradisi suci yang mereka warisi dengan pemikiran-pemikiran yang sebagian dipinjam dari bangsa lain dan sebagian karangan mereka sendiri. Secara bersamaan, sisi spekulatif dari Kabbalah Yahudi meminjam dari filsafat Persia Magi, Neo-Platonis, dan Neo-Phytagorean. Maka, terdapat justifikasi bagi pendapat kelompok anti-Kabbalah bahwa apa yang kita kenal sebagai Kabbalah saat ini tidaklah murni asli dari Yahudi. 25

Ada ayat di dalam Al Quran yang merujuk kepada topik ini. Allah berfirman bahwa bani Israil mempelajari ritual persihiran setan dari sumber-sumber di luar agama mereka sendiri.

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir".

Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (QS. Al Baqarah, 2: 102) !

Ayat ini memperlihatkan bahwa kalangan tertentu bangsa Yahudi, walau mengetahui bahwa akan celaka di hari akhirat, mempelajari dan mengambil praktik-praktik sihir. Dengan demikian, mereka menyimpang dari hukum yang telah diturunkan Allah kepada mereka. Karena telah menjual jiwa mereka sendiri, terperosoklah mereka ke dalam paganisme (doktrin-doktrin sihir). “Mereka telah menjual diri” untuk sesuatu yang jahat, dengan kata lain, meninggalkan keimanan mereka.

Fakta-fakta yang diungkapkan dalam ayat ini menunjukkan sifat utama dari sebuah konflik penting dalam sejarah Yahudi. Pertarungan ini, pada satu sisi, adalah antara nabi-nabi yang dikirimkan Allah kepada bangsa Yahudi dan golongan Yahudi yang beriman yang menaati mereka, dan pada sisi lain, golongan Yahudi yang durhaka yang mengingkari perintah-perintah Allah, meniru-niru budaya pagan dari kaum di sekitar mereka, dan mengikuti praktik-praktik budaya tersebut, bukannya hukum Allah.

KABBALAH, DOKTRIN YANG BERTENTANGAN DENGAN KREASIONISME
Allah mengungkapkan di dalam Al Quran bahwa Taurat adalah sebuah kitab suci yang diturunkan sebagai cahaya bagi manusia:

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat, di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. (QS. Al Maidah, 5: 44)

Karenanya, Taurat, seperti Al Quran, adalah sebuah kitab yang berisi ilmu dan perintah yang berhubungan dengan topik-topik seperti keberadaan Allah, keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya, penciptaan manusia dan makhluk lainnya, tujuan penciptaan manusia, dan hukum-hukum moral Allah bagi manusia. (Namun, sekarang Taurat asli ini tidak ada lagi. Yang kita dapati sekarang adalah versi Taurat yang telah “diubah-ubah” oleh tangan manusia).

Ada sebuah poin penting yang sama dimiliki Taurat yang asli dan Al Quran: Allah merupakan sang Pencipta. Allah itu mutlak, dan telah ada sejak waktu bermula. Segala sesuatu selain Allah adalah ciptaan-Nya, yang diciptakan-Nya dari ketiadaan. Dia telah menciptakan dan membentuk seluruh alam semesta, benda-benda langit, materi-materi tak hidup, manusia, dan semua makhluk hidup. Allah itu Maha Esa; Dia ada dengan sendirinya.

Berlawanan dengan kebenaran ini, terdapat penafsiran yang sangat berbeda di dalam Kabbalah, yakni "suatu racun teramat halus yang menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi." Doktrinnya tentang Tuhan sepenuhnya bertentangan dengan “fakta penciptaan”, yang terdapat di dalam Taurat yang asli dan Al Quran. Dalam salah satu karyanya tentang Kabbalah, peneliti Amerika, Lance S. Owens, mengemukakan pendapatnya tentang kemungkinan asal usul doktrin ini:

Pengalaman kabbalistik menimbulkan beberapa pemahaman tentang Tuhan, yang kebanyakan menyimpang dari pandangan ortodoks. Prinsip paling inti dari kepercayaan bani Israil adalah persaksian bahwa “Tuhan kami satu”. Tetapi Kabbalah menyatakan bahwa sementara Tuhan ada dalam bentuk tertinggi sebagai suatu keesaan yang sepenuhnya tak terlukiskan — Kabbalah menamainya Ein Sof, yang tak berhingga — singularitas yang tak terpahami ini perlu menjelma menjadi banyak sekali bentuk ketuhanan: suatu pluralitas dari banyak Tuhan. Inilah yang oleh para pengikut Kabbalah dinamai Sefiroth, berbagai bejana atau wajah Tuhan. Para pengikut Kabbalah mencurahkan banyak meditasi dan spekulasi kepada misteri bagaimana Tuhan turun dari keesaan yang tak terpahami kepada pluralitas. Sudah tentu, citra Tuhan berwajah banyak ini memberi ruang untuk tuduhan sebagai politeistik, sebuah serangan yang dibantah para pengikut Kabbalah dengan penuh semangat, walau tak pernah sepenuhnya berhasil.

Tidak hanya Tuhan itu plural dalam teosofi Kabbalistik, tetapi sejak pemunculan pertamanya yang halus dari keesaan yang tak terpahami, Tuhan telah memiliki dwibentuk sebagai Lelaki dan Perempuan; sebentuk Ayah dan Ibu supernatural, Hokhmah dan Binah, merupakan bentuk-bentuk pemunculan Tuhan yang pertama. Para pengikut Kabbalah menggunakan metafor seksual yang terang-terangan untuk menjelaskan bagaimana persetubuhan dari Hokhmah dan Binah menghasilkan ciptaan yang lebih jauh…27

Ciri yang menarik dari teologi mistis ini adalah bahwa menurutnya manusia tidaklah diciptakan, tetapi dalam suatu cara bersifat ketuhanan. Owens menguraikan mitos ini:

Citra Tuhan yang kompleks… juga dilukiskan oleh Kabbalah memiliki sebuah bentuk yang uniter, antropomorfik. Menurut sebuah resensi Kabbalistik, Tuhan adalah Adam Kadmon: Manusia purba atau bentuk pola dasar pertama manusia. Manusia berbagi dengan Tuhan, baik kilauan cahaya ketuhanan yang hakiki dan tak diciptakan, juga bentuk yang organik dan kompleks. Persamaan aneh tentang Adam sebagai Tuhan didukung oleh sebuah sandi Kabbalah: nilai numeris dari nama Adam dan Jehovah dalam bahasa Ibrani (Tetragrammaton, Yod he vav he) adalah sama-sama 45. Jadi, dalam penafsiran Kabbalah, Jehovah sama dengan Adam: Adam adalah Tuhan. Dengan penegasan ini datanglah pernyataan bahwa semua manusia dalam perwujudan tertinggi menyerupai Tuhan. 28

Teologi ini tersusun dari mitologi paganisme, dan menjadi basis bagi kemerosotan agama Yahudi. Orang Yahudi pengikut Kabbalah melanggar batas-batas akal sehat sedemikian jauh sampai-sampai mereka mencoba membuat manusia menjadi tuhan. Apalagi, menurut teologi ini, selain bersifat ketuhanan, manusia hanya terdiri dari bangsa Yahudi; suku bangsa lain tidak dipandang sebagai manusia. Akibatnya, di dalam agama Yahudi, yang awalnya didirikan berdasarkan pengabdian dan ketaatan kepada Tuhan, mulailah doktrin yang rusak ini berkembang, dengan maksud untuk memuaskan arogansi bangsa Yahudi. Walaupun sifat dasarnya bertentangan dengan Taurat, Kabbalah dimasukkan ke dalam agama Yahudi. Pada akhirnya, Kabbalah mulai merusak Taurat itu sendiri.

Hal lain yang menarik tentang doktrin-doktrin Kabbalah yang rusak adalah kesamaannya dengan berbagai pemikiran pagan dari Mesir Kuno. Sebagaimana telah didiskusikan pada halaman-halaman sebelumnya, bangsa Mesir Kuno meyakini bahwa materi telah selalu ada; dengan kata lain, mereka menolak pemikiran bahwa diciptakan dari ketiadaan. Kabbalah menyatakan hal yang sama sehubungan dengan manusia; Kabbalah mengklaim bahwa manusia tidak diciptakan, dan mereka bertanggung jawab untuk mengatur keberadaan mereka sendiri.

Untuk diungkapkan dalam istilah modern: bangsa Mesir Kuno adalah materialis, dan pada dasarnya, doktrin Kabbalah dapat dinamai humanisme sekuler. Menarik untuk dicatat bahwa kedua konsep ini — materialisme dan humanisme sekuler — menguraikan ideologi yang telah mendominasi dunia selama dua abad ke belakang. Sungguh menggoda untuk mempertanyakan apakah ada kekuatan yang telah membawa doktrin Mesir Kuno dan Kabbalah dari tengah-tengah sejarah kuno ke masa kini.

Illuminati, Organisasi Rahasia Qabalis

Adalah tidak mungkin memahami gerakan Zionisme tanpa mempclajari sepak-terjang organisasi rahasia Yahudi yang dikenal dengan nama “Illuminati”. “Illuminati” adalah organisasi rahasia Yahudi yang bergerak di bawah tanah, menjalankan segenap agenda Zionisme yang didasarkan pada ajaran Qabala, baik secara terbuka, maupun klandestin. Tidak banyak yang diketahui tentang asal-mula organisasi rahasia yang bemama “Illuminati” ini. Beberapa peneliti menycbut asal-usulnya pada organisasi “Illuminati” yang didirikan di Bavaria pada abad ke-18 oleh Adam Weishaupt, tetapi fakta-fakta menunjukkan bahwa organisasi rahasia Yahudi ini sudah ada jauh sebelum itu.

Organisasi rahasia Yahudi tertua yang sekarang dikenal adalah gerakan kepercayaan Qabala, sebagaimana dituturkan di atas tadi, Yang tcrnyata setelah ditelusuri telah berusia paling tidak 4000 tahun. Ordo Qabala yang pertama terbentuk kira-kira selama era pembuangan suku-suku Bani Israeli ke Babilonia di bawah nama “Ordo Persaudaraan” pada era dinasti Ur ke-3, antara 2112 - 2004 SM. Kaum Qabalis itu menyusup dan merebut kekuasaan, dan berhasil. Praktek “Ordo Persaudaraan” yang didasarkan pada ajaran Qabala itu tetap hidup dan dijalankan sampai dengan hari ini.

“Tata Dunia Baru” (Novus Ordo Seclorum) dan “Pemerintahan Satu Dunia” (E Pluribus Unum). Kedua seloka itu dinukilkan pada lembaran uang-kertas denominasi satu dolar Amerika dewasa ini di bawah lambang Qabala “piramida dengan mata Lucifer di puncaknya yang senantiasa mengawasi dan menguasai”. Selama perjalanan sejarah tercatat ada tiga ordo Qabala, Ordo Hijau, Ordo Kuning, dan Ordo Putih. Yang paling menarik dari ordo yang tiga itu adalah Ordo Putih, yang nampaknya nyaris tidak teridentifikasi oleh para peneliti. Kelangsungan Ordo Putih itu dicapai karena gerakannya yang sangat rahasia. Kalau ordo lainnya lebih menekankan pada ajaran penyembahan Lucifer, maka Ordo Putih ini patut diduga sebagai suatu organisasi yang menekankan missi politik, di samping mengembangkan ajaran Qabala. Mereka merumuskan bahwa missi Qabala adalah untuk menentukan jalannya peradaban ummat manusia dengan tujuan membentuk “Pemerintahan Satu Dunia” ( E Pluribus Unum) di bawah kepemimpinan kaum Yahudi.

Merekalah yang diduga menciptakan aksara Yunani, politik (sebagaimana pengertiannya sampai kini), theosufi, filosufi (termasuk menghasilkan para filosuf besar seperti Plato, Socrates, dsb.), sistem pemerintahan, militer, pendidikan, (menyelewengkan) agama, segregasi, hierarchie, dan ilusi ten tang adanya ras unggul Aria yang di kemudian hari digunakan oleh Hitler dan ras kulit putih tertentu di dunia. Dengan kata lain, mereka merupakan peletak dasar peradaban Barat sekarang ini. Adalah kenyataan, peradaban Barat masa kini didasarkan pada prinsip-prinsip yang berdasarkan peradaban Judeo-Greko.

Sejak permulaannya Ordo Putih Qabala memandang sangat penting untuk memelihara garis-darah Yahudi yang “tidak-tercemar”. Untuk dapat masuk Ordo Persaudaraan Putih seorang Yahudi harus memiliki darjah magister pada semua disiplin ilmu yang dipandang berkaitan dengan ajaran Qabala, dan banyak dari disiplin ilmu itu berada di luar kemampuan orang-biasa. Hanya orang Yahudi dari garis keturunan yang lurus yang diizinkan masuk menjadi anggota.

Dalam praktek berarti seseorang harus melalui pendidikan selama tidak kurang dari 40 tahun. Prinsip itu tetap diberlakukan oleh organisasi penerus Qabala, “Illuminati”. Oleh karena itu bagi keluarga Yahudi penting untuk mempunyai anak banyak - kalau seorang anak gagal - yang lain diharapkan akan dapat lolos dari seleksi yang ketat itu. Ordo Putih adalah peletak dasar konsep yang kini dikenal dengan nama “Tata Dunia Baru” (Novus Ordo Seclorum) dan “Pemerintahan Satu Dunia” (E Pluribus Unum). Kedua seloka itu dinukilkan pada lembaran uang-kertas denominasi satu dolar Amerika dewasa ini di bawah lambang Qabala “piramida dengan mata Lucifer di puncaknya yang senantiasa mengawasi dan menguasai”. Lambang kaum Qabalis ini pada mata-uang Amerika Serikat membuktikan keberhasilan kaum Qabalis menginfiltrasi lembaga keuangan Amerika Serikat melalui manipulasi politik para bankir Yahudi. “Karya Zaman” mereka terus berlanjut melalui “kekuasaan” uang dolar ke seluruh dunia.

Ordo Putih Qabala Menginfiltrasi “Illuminati”
Nama “Illuminati” berasal dari nama yang diberikan oleh para rahib Gereja Nicene Awal kepada mereka yang berserah diri untuk dibaptis menjadi Kristen. Mereka disebut “illuminati”, yang artinya “mereka yang menerima cahaya” atau “pencerahan”, dengan asumsi mereka telah menerima petunjuk tatkala dibaptis ke dalam iman Katolik; mereka telah menerima karunia “cahaya” dalam artian “pencerahan nurani”.

Sebuah sekte mistik gereja Katolik dengan nama “Illuminati” pada awal abad ke-16 berhasil disusupi oleh anasir Qabala yang tengah dikejar-kejar oleh Gereja di masa Inkuisisi Spanyol. Sekte Katolik yang tersusupi ini kemudian muncul di Perancis dengan nama ‘Guerinets’ antara periode 1623 sampai 1635. Di Spanyol dan Italia pada abad ke-15 dan ke-16, sekte ini muncul dengan nama lain, “Alumbrado”, yang diartikan bahwa seseorang telah mampu melakukan komuni langsung dengan Roh Kudus, sehingga mereka (orang-orang Qabalis itu) tidak lagi perlu melakukan ritus gereja Katolik. Namun kepercayaan ini oleh Gereja Katolik dianggap sebagai bid’ah, dan mereka tetap menjadi sasaran perburuan Inkuisisi. Selama kurang lebih seabad lamanya gerak-gerik kaum ‘Illuminati’ Yahudi tidak terdengar. Mereka bergerak di bawah tanah. Tetapi pada tahun 117I nama “Illuminati” muncul kembali, pada sebuah organisasi yang didirikan Adam Weishaupt di Ingolstadt, Bavaria. Siapa sebenamya Adam Weishaupt?

Adam Weishaupt
Tokoh ini dikenal dengan banyak nama panggilan. Pendeta Abbe Barruel menyebutnya, “iblis yang menjelma dalam diri manusia”. Thomas Jefferson (dia sendiri seorang ‘Freemason’) menyebutnya “seorang filantropis yang tidak membahayakan”. Prof. John Robinson, guru-besar filsafat murni dari University of Edinburgh, peneliti gerakan “Illuminati”, menyebutnya “konspirator yang paling cerdas yang pernah ada”. Siapa sesungguhnya orang yang menyebut dirinya dengan nama samaran yang sederhana, “Broeder Spartacus” itu ?

Adam Weishaupt lahir pada tanggal 6 Februari 1748 di Ingolstadt, kerajaan Bavaria, Jerman. Ketika ia masih bayi orang-tuanya yang tadinya memeluk agama Yahudi Orthodoks beralih memeluk agama Katolik Roma. Yang semestinya ia bersekolah di ‘yeshiva’ (madrasah Yahudi), Adam kecil disekolahkan oleh orang-tuanya ke sekolah-dasar Katolik, dan kemudian ke hochschule (sekolah menengah umum) yang dikelola oleh ordo Jesuit.

Sebagai warga Bavaria, Adam mempelajari bahasa Czech dan Itali, dan di sekolah dengan cepat ia menguasai bahasa Latin dan Yunani, dan dengan bantuan ayahnya, menguasai bahasa Ibrani. Dengan kecerdasannya yang tajam dan penguasaannya pada berbagai bahasa, para pendeta Jesuit pengasuhnya berharap ia akan menjadi seorang missionaris yang sangat cocok untuk bekerja di seberang lautan, terutama di Amerika Latin, atau di Asia. Tetapi Adam Weishaupt memberontak terhadap disiplin yang berlaku di lingkungan Ordo Jesuit. Ia melawan tekanan mereka dan merasa lebih baik menjadi profesor di bidang hukum gereja di Universitaet Ingolstadt.

Kira-kira pada tahun 1768 Adam Weishaupt mulai “membangun sebuah perpustakaan yang besar dengan maksud untuk membentuk suatu akademi ilmu pengetahuan dan sebagai tempat berhimpunnya para cendekiawan”. Ia mempelajari hampir setiap manuskrip kuno Qabala dan buku-pegangan apa pun yang ada kaitannya dengan ajaran tersebut. Adam Weishaupt sejak itu mulai tertarik pada okultisme, dan terobsesi bukan hanya oleh ajarannya tetapi sampai kepada lambang Qabala, yaitu sebuah piramida besar dengan sebiji mata yang menyala.

Pada 1771 Adam Weishaupt memutuskan untuk membentuk sebuah masyarakat rahasia, sesuai missi ‘Ordo Qabala Putih’ kuno, yang bertujuan untuk “mengubah” arah peradaban ummat manusia. Untuk merancang rencananya Adam Weishaupt memerlukan waktu 5 tahun, sambil menghimpun keterangan dari berbagai sumber okultisme yang ditemukannya. Untuk ordo rahasia yang didirikannya diberinya nama, “Perfectibilisen”, yang diambilnya dari kaum Cathar, cabang agama Qabala yang berkembang di Eropa selama 400 tahun. Gerakan kaum Cathar, yang disebut juga sebagai “kaum yang sempurna”, dihancurkan oleh Paus Innocentius III di medan pertempuran Lambang Gerakan Illuminati Albigensia pada awal abad ke-13. Adam Weishaupt membangun ordonya dalam bentuk struktur sebuah Piramida, sesuai hirarki organisasi Qabala.

“Para anggotanya harus bersumpah taat kepada para atasan, yang dibagi ke dalam tiga klas utama : pertama, adalah para novis, minerval, dan illuminati junior”. Pada klas kedua, terdiri dari “para ksatria”, sedang klas yang ketiga, atau kIas rahasia, “terdiri dari dua tingkat, pendeta dan regent, serta ‘magus’ dan raja, atau ‘Illuminatus Rex”. Kaum “Illuminati” diharuskan senantiasa tutup-mulut. “Setiap anggota diwajibkan menyerahkan janji tertulis tidak akan mengungkapkan apa pun tentang organisasi rahasia ini kepada siapa pun; bersumpah tidak kenaI siapa atasannya, dan asal-usul dari organisasinya, tetapi ia yakin bahwa ordo ini telah ada jauh di masa silam”. Anggotanya lebih lanjut bersumpah, “untuk tutup-mulut, serta taat dan setia selama-lamanya; setiap bulan ia wajib mengirimkan suatu laporan kepada atasannya yang tidak dikenalnya “.

Adam Weishaupt merasa masyarakat hanya akan bisa “diselamatkan” dengan perombakan total. Dalam kata lain, ia adalah utopis pertama yang berpikir dalam skala global, dan mengimpikan saat ketika kelompoknya akan berhasil mewujudkan ‘Novus Ordo Seclorum’ (Tata Dunia Baru). Ordo “Illuminati” dari Adam Weishaupt mempunyai lima tujuan akhir mengikuti sumpah kaum Qabalis kuno,

1. menumbangkan kerajaan-kerajaan
2. menghapuskan pemilikan pribadi dan warisan
3. menghilangkan kecintaan kepada tanah-air
4. meniadakan kehidupan keluarga dan lembaga perkawinan, dan pembentukan pendidikan yang bersifat komunal bagi anak-anak
5. menghapuskan semua agama yang ada.

Dengan menghimpun orang-orang “yang terbaik dan paling cerdas” se-Eropa, sebagian besarnya adalah para cendekiawan Yahudi, Adam Weishaupt yakin sekali ordo yang didirikannya akan mampu mencapai tujuannya. Setiap anggota diaspirasikan untuk menjadi penguasa. “Kami”, katanya, “merasa memiliki persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi penguasa”. Tentu saja pernyataan itu menjadi godaan yang menarik baik bagi orang yang baik maupun yang mursal.

Ordo itu berkembang dengan cepat. Ia juga mendorong para pengikutnya tidak mundur dalam menjalankan kekerasan atau tindakan kriminal dalam mencapai tujuan-tujuan “Illuminati”, dengan menulis, “Dosa hanyalah bila hal itu menimbulkan penderitaan, tetapi bila keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada mudaratnya, maka hal itu menjadi suatu kebajikan”. Rekrutmen berlangsung dalam tempo cepat. Adam Weishaupt menghimpun banyak pembantunya yng cakap untuk perjuangannya. Antara lain Baron Xavier von Zwack, yang melakukan lobbi untuk memperluas jaringan Ordo itu ,di Jerman dan 1nggeris, juga dengan bantuan William Petty, Earl dari Shelburne yang ke-2, dan Baron Adolf von Knigge, yang berhasil menghubungkan organisasi “Illuminati” dengan gerakan “Freemasonry” pada Kongres di Whilhelmsbad pada tahun 1782.

Sejak 1782 gerakan “Illuminati” menyebar dari Denmark sampai ke Portugal, bahkan lebih jauh lagi. Orang-orang 1nggeris yang ter-illuminasi bergabung dengan orang-orang Amerika membangun Loji Columbia di kota New York pada tahun yang sarna. Seorang bangsawan muda Rusia, Alexander Radischev, bergabung di Leipzieg, dan menyebarkan doktrinnya ke kampung halamannya di St. Petersburg. Di Lisabon seorang penyair bernama Claudio Manuel da Costa menjadi anggota, dan ketika hijrah ke Brazil ia mendirikan sebuah cabang dengan dibantu dua orang dokter dari Ouro Preto, Domingos Vidal Barbarosa dan Jose Alvares Maciel. Pada tahun 1788 trio ini melancarkan pemberontakan “Illuminati” yang pertama, “Inconfidencia Mineira”, tetapi pemberontakan itu ditumpas ketika baru saja berputik oleh raja muda Marquis de Barbacena.

Sementara itu di Jerman, Adam Weishaupt menyadari kehidupan sebagai Illuminatus Rex tidaklah seindah seperti yang dibayangkannya. Gundiknya yang kemudian bunting, menuntut atau membayar kompensasi dengan uang pesangon yang cukup besar, atau mengawininya. Adam Weishaupt menolak, dan wanita itu mengancam akan membuka skandal itu ke hadapan publik.

Baron von Knigge yang merasa berjasa meningkatkan cira “Illuminati” melalui persekutuan dengan “Freemasonry” menuntut bahwa seharusnya ia diberikan penghargaan yang sepatutnya, yaitu menjadi ketua-bersama pada ordo tersebut. Adam Weishaupt menolak dan sikapnya ini menyebabkan timbulnya permusuhan antara kedua tokoh ini, yang berakibat von Knigge meninggalkan ordo itu pada tahun 1784. Untuk menambah keadaan yang telah makin buruk, para penulis “Illuminati”, Johann Herder dan Johann G.Fichte, mulai memukul genderang untuk persatuan Jerman. Seruan mereka untuk “Ein Yolk und ein Reich” benar-benar bertolak-belakang dengan rencana Adam Weishaupt yang bercita-cita menghapuskan nasionalisme. Meski Adam Weishaupt seorang cendekiawan yang cemerlang, ia sarna sekali tidak memiliki kepemimpinan. Ia keras kepala dan angkuh, tidak suka mendengarkan nasihat para bawahannya.

Watak itu membuat banyak anggota “Illuminati” rendahan yang tidak senang, seperti Joseph Utschneider, dan mereka yang tidak senang itu menunggu saat yang tepat untuk memuaskan dendam mereka. Saatnya tidaklah terlalu lama. Seorang kurir “Illuminati” di tengah perjalanannya mati disambar petir. Ketika polisi Bavaria memeriksa mayatnya, mereka menemukan pesan bersandi dari Adam Weishaupt yang dijahit di antara lipatan bajunya. Mereka menemukan di dalam lipatan yang dijahit itu apa yang kemudian dikenal sebagai ‘The Protocols of the Elders of Zion ‘ (’Protokol dari para Pinisepuh Zion’) yang menghebohkan.

Apa yang dinamakan ‘Protokol’ itu merupakan sebuah dokumen yang memuat sebuah agenda besar dengan tujuan utama untuk penguasaan dunia oleh kaum Zionis. Pada saat yang kritik inilah Utschneider dan ketiga orang sahabatnya tampil dan melaporkan kepada penguasa Bavaria segala hal tentang “Illumninati”. Akibatnya raja Bavaria memberangus ordo itu pada bulan Agustus 1784.

Pendeta Abbe Barruel menyebutnya, “iblis yang menjelma dalam diri manusia”. Thomas Jefferson (dia sendiri seorang ‘Freemason’) menyebutnya “seorang filantropis yang tidak membahayakan”. Prof. John Robinson, guru-besar filsafat murni dari University of Edinburgh, peneliti gerakan “Illuminati”, menyebutnya “konspirator yang paling cerdas yang pernah ada”.Adam Weishaupt akhirnya memang dipecat dari jabatannya sebagai profesor di Universitaet Ingolstadt dan dikenakan tuduhan mulai dari pengkhianatan sampai dengan homoseksual. Ia melarikan diri ke Regensburg. Ketika ia menghadapi masyarakat yang bersikap sama bermusuhannya seperti di tempat asalnya, ia meneruskan ke Gotha, dimana ia diberi perlindungan oleh Duke Ernst II, Seorang kawannya, Dr. Schwartz, mengangkut koleksi buku-buku Cathar, Qabala, dan berbagai ragam buku tentang okultisme milik Adam Weishaupt ke atas sebuah gerobak sapi dan menggiringnya ke Moskow.

“Konspirator yang paling cerdas yang pernah hidup” itu menjalani sisa masa hidupnya di Gotha. Ia terlibat dalam kejahatan lain, yaitu Revolusi Perancis bersama dengan rekan korespondennya Jean-Baptiste Willermoz, seorang Illuminatus dari Lyons. Dan dalam sisa umurnya ia masih sempat memberikan ilham kepada generasi baru “Illuminati” yang berlindung di bawah mantel “Freemasonry”, seperti ,antara lain tokoh anarchies Cloots, Francois Babeuf, dan Filippo Buonarotti.

Adam Weishaupt meninggal pada tanggal 18 Nopember 1830 di Gotha. Bahkan dalam matinya ia tetap menjadi seorang tokoh yang penuh kontroversi. Encyclopaedia Catholica Roma tahun 1910 menyatakan Adam Weishaupt telah bertaubat ketika saat sakarat dan melakukan rekonsiliasi dengan Gereja. Tetapi penulis riwayat hidupnya, Gary Allen mengklaim, bahwa Adam Weishaupt sebelum meninggalnya tengah menulis sebuah esei tentang seni sihir berjudul ‘Two Fragments on a Ritual’ (Ritual Dua Fragmen), ketika tiba-tiba ia lunglai dan meninggal.

Lebih dari seabad kemudian dalam Kongres Zionis Intemasional ke-1 yang berlangsung pada tanggal 29-31 Agustus 1897 di Bazel, Switzerland, dokumen rahasia ‘the Protocols’, disyahkan oleh kongres sebagai acuan utama gerakan Zionis. Tentang hal itu John Robinson pada tahun 1789 menulis sebuah buku berjudul ‘Proof of a Conspiracy to Destroy All Governments and Religions’ (’Bukti Adanya Persekongkolan untuk Menghancurkan Semua Pemerintahan dan Agama’), telah memperingatkan masyarakat dunia mengenai agenda kaum Zionis terhadap bangsa-bangsa dan agama-agama di dunia.

Para peneliti “Illuminati” meyakini bahwa salah satu konspirasi “Illuminati” untuk menghancurkan Gereja Katolik Roma ialah upaya kaum Qabalis membina paham rasionalisme, yang kemudian melahirkan gerakan “Reformasi Gereja” di Jerman di bawah pendeta Martin Luther, yang berujung dengan berdirinya gereja Protestan. Para “cendekiawan terpilih”, atau kaum “Illuminati”, menurut keyakinan Adam Weishaupt, kelak akan mampu mengambil-alih kepemimpinan dunia dan dengan itu akan mampu melaksanakan program-program mereka2.

Perang Salib, Ordo Templar, Embrio Freemasonry

"The Knight Templars ('Ksatria Haikal')" yang terkenal di dunia Barat, yang menjadi pelopor dan inti dari tentara Salib, dibangun oleh anggota-anggota Majelis Kuasa Rahasia Qabala di Eropa yang umumnya terdiri dari orang orang Yahudi. Tujuan mereka ialah untuk membangun kembali Haikal Sulaiman dan menghidupkan kembali kcpercayaan Qabala di Palestina. Untuk tujuan itu mereka memprovokasi Paus Urbanus untuk "membebaskan Tanah Suci Jerusalem" dari tangan 'kaum kafir muslim penyembah berhala.

Beribu-ribu kaum Nasrani yang tertipu berangkat ke Jerusalem untuk menjalankan "perang suci" itu, yang lebih dikenal dalam sejarah dengan nama Perang Salib. Karena kaum muslimin mempercayai Tuhan Yang Maha Esa, dan memuliakan juga Nabi Isa a.s., maka mereka menganggap kaum muslimin sebagai penghalang utama ajaran syirik mereka yang menyembah Lucifer.

Para prajurit Salib yang didukung oleh sejumlah raja-raja Eropa berhasil merebut Jerusalem dari tangan kaum muslimin pada tahun 1099. Tatkala Jerusalem jatuh terjadilah pembantaian dan perkosaan, bukan saja terhadap kaum muslimin, tetapi juga terhadap ummat Kristen Timur. Menurut catatan Encyclopaedia Britanica selama pembantaian itu, masjid Umar digenangi oleh darah kaum muslimin setinggi mata-kaki. Pemimpin pertama 'Knight Templars' bemama Codei Froi de Bouillar, yang menjadi raja Kristen Qabalis yang pertama di Jerusalem pada tahun 1099. Dua dasawarsa kemudian 'ksatria haikal' Qabalis menjadi kekuatan yang paling ditakuti dan disegani di Eropa dengan harta kekayaan yang mereka rampok dari Palestina. Selama abad ke-l2 dan ke-13, 'ksatria haikal' menyebarkan kepercayaan Qabala mereka ke seluruh Eropa melalui jalan infiltrasi politik, sosial dan kelompok-kelompok gereja.

Barulah pada awal abad ke-13 bangsa-bangsa Eropa menyadari kejahatan para 'ksatria haikal' Yahudi tersebut, dan akhirnya memutuskan untuk menyapu bersih mereka. Pada 1307 Kaisar Perancis Phillipe IV dengan dukungan Paus Clementus V, menangkap dan memenjarakan Jacques de Molay, pemimpin tertinggi 'ksatria haikal' dan sebagian besar anggotanya. Paus Clementus V mengeluarkan sebuah dekrit yang menyatakan 'ksatria haikal' sebagai kelompok Anti-Kristus. Atas dasar dekrit tersebut Molay dan para pengikutnya dijatuhi hukuman dibakar di kayu sula pada 1307.

Beberapa tokoh 'ksatria haikal' yang berhasil lolos bersumpah untuk menghancurkan gereja, para raja, dan rahib. Beberapa orang di antara mereka berhasil menyelamatkan diri ke Skotlandia dan disana mendirikan 'the Scottish Rites" (Freemasons sekte Skot), dan beberapa lagi ke kerajaan-kerajaan Jerman, dan bergabung ke dalam organisasi 'Illuminati' Bavaria yang dipimpin oleh Adam Weishaupt, suatu cabang Qabala di Eropa. Setelah 'Illuminati' dinyatakan terlarang di Bavaria, mereka menyusup dan berhasil menguasai organisasi rahasia kaum Protestan 'Freemasonry' yang dipimpin Friederich yang Agung, raja Prussia1.

Perang Salib
Betapapun banyaknya yang bersikeras bahwa Perang Salib adalah ekspedisi militer yang dilakukan atas nama iman Kristiani, pada dasarnya keuntungan materilah yang menjadi tujuannya. Pada periode Eropa dilanda kemiskinan dan kesengsaraan yang berat, kemakmuran dan kekayaan bangsa Timur, terutama bangsa Muslim di Timur Tengah, menarik perhatian bangsa Eropa. Walaupun menggunakan wajah agama, dan dihiasi dengan simbol-simbol Kristiani, gagasan Perang Salib sebenarnya lahir dari hasrat akan keuntungan duniawi. Inilah yang menyebabkan perubahan tiba-tiba dari kebijakan cinta damai sebelumnya di kalangan Kristen Eropa pada periode awal sejarah mereka, kepada agresi militer.

Pengagas Perang Salib adalah Paus Urban II. Pada tahun 1095, ia menyelenggarakan Konsili Clermont, di mana doktrin Kristen sebelumnya yang cinta damai ditinggalkan. Perang suci diserukan, dengan tujuan untuk merebut tanah suci dari tangan bangsa Muslim. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan konsili, dibentuklah pasukan Pejuang Salib yang amat besar, terdiri dari para tentara, dan puluhan ribu rakyat biasa.

Para ahli sejarah percaya bahwa upaya Urban II didorong oleh keinginannya untuk merintangi pencalonan seorang pesaingnya dalam kepausan. Sedangkan di balik sambutan penuh semangat dari para raja, pangeran, dan bangsawan Eropa atas seruan Paus, tujuan mereka pada dasarnya bersifat keduniaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Donald Queller dari Universitas Illinois, “Ksatria-ksatria Prancis menginginkan lebih banyak tanah. Pedagang-pedagang Italia berharap untuk mengembangkan perdagangan di pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah.... Sejumlah besar orang miskin bergabung dengan ekspedisi sekadar untuk melarikan diri dari kerasnya kehidupan sehari-hari mereka.” 1 Sepanjang jalan, massa yang serakah ini membantai banyak orang Muslim, dan bahkan Yahudi, dengan harapan untuk menemukan emas dan permata. Pejuang-pejuang salib bahkan membelah perut korban-korban mereka untuk menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin telah mereka telan sebelum mati. Begitu besarnya keserakahan para pejuang salib akan harta, sehingga tanpa sesal mereka merampok kota Kristen Konstantinopel (Istanbul) pada Perang Salib IV, dan melucuti daun-daun emas dari lukisan-lukisan dinding Kristiani di Hagia Sophia.

Setelah perjalanan yang panjang dan sulit, serta begitu banyak perampasan dan pembantaian orang-orang Muslim, gerombolan campur aduk yang disebut Pejuang Salib ini mencapai Yerusalem di tahun 1099. Ketika akhirnya kota itu jatuh, setelah pengepungan selama hampir lima minggu, para Pejuang Salib masuk. Mereka melakukan kebuasan hingga tingkatan yang jarang disaksikan dunia. Semua orang Muslim dan Yahudi di kota itu mati di ujung pedang. Dalam narasi seorang ahli sejarah, “Mereka membunuh semua orang Saraken dan Turki yang mereka temukan… baik lelaki maupun wanita.”2 Salah seorang Pejuang Salib, Raymond of Aguiles, menyombongkan kekejaman ini:

Tampaklah pemandangan yang menakjubkan. Sebagian orang-orang kami (dan ini lebih murah hati) memenggal kepala-kepala musuh; yang lainnya memanah mereka, sehingga berjatuhan dari menara-menara; yang lain lagi menyiksa lebih lama dengan melemparkan mereka ke dalam api. Gundukan kepala, tangan, dan kaki tampak di jalan-jalan kota. Orang harus mencari jalan di antara mayat-mayat manusia dan kuda. Tetapi ini belum apa-apa dibandingkan dengan apa yang terjadi di Kuil Sulaiman, tempat kebaktian keagamaan biasanya dinyanyikan… di dalam Kuil dan serambi Sulaiman, orang-orang berkuda berkubang darah hingga ke lutut dan tali kekang mereka. 3

Selama dua hari, pasukan Pejuang Salib membunuh sekitar 40.000 Muslim dengan cara yang sangat biadab. 4 Pejuang salib kemudian menjadikan Yerusalem ibukota mereka, dan membangun Kerajaan Latin yang membentang dari perbatasan Palestina hingga ke Antioch (Antakia).

Selanjutnya, para pejuang salib mulai berupaya untuk memperjuangkan posisinya di Timur Tengah. Untuk mempertahankan apa yang telah mereka bangun, mereka perlu mengorganisirnya. Untuk itu mereka membentuk ordo-ordo militer, dalam bentuk yang belum pernah ada sebelumnya. Anggota ordo-ordo ini datang dari Eropa ke Palestina, dan tinggal di semacam biara, di mana mereka menerima latihan militer untuk memerangi orang Muslim.

Secara khusus, salah satu dari ordo-ordo ini berbeda dengan yang lainnya. Ia mengalami transformasi yang akan memengaruhi jalannya sejarah. Namanya: Ordo Templar.

Ordo Templar
Para Templar, atau lengkapnya, Tentara Miskin Pengikut Yesus Kristus dan Kuil Sulaiman, dibentuk pada tahun 1118, dua puluh tahun setelah tentara salib merebut Yerusalem. Pendiri ordo ini adalah dua ksatria Prancis, Hugh de Payens dan Godfrey de St. Omer. Berawal dari sembilan anggota, ordo ini terus berkembang. Nama kuil Sulaiman dipakai karena mereka membangun basis di gunung kuil, yakni lokasi reruntuhan kuil tersebut. Di sini pula berdiri Dome of the Rock (Qubah As-Sakhrah) .

Para Templar menyebut dirinya “tentara miskin”, tetapi dalam waktu singkat mereka menjadi sangat makmur. Mereka mengontrol penuh para peziarah Kristen yang berdatangan dari Eropa ke Palestina, dan menjadi sangat kaya dari uang para peziarah tersebut. Mereka pula yang pertama kali menyelenggarakan sistem cek dan kredit, menyerupai yang ada pada sebuah bank. Menurut penulis Inggris, Michael Baigent dan Richard Leigh, mereka membangun semacam kapitalisme abad pertengahan, dan merintis jalan menuju perbankan modern dengan transaksi mereka yang berbasis bunga. 5

Para Templar inilah yang paling bertanggung jawab atas serangan-serangan pejuang salib dan pembantaian bangsa Muslim. Karena itulah, komandan besar Islam Saladin (Shalahuddin Al Ayyubi), yang mengalahkan pasukan salib pada tahun 1187 pada Pertempuran Hattin, dan kemudian membebaskan Yerusalem, menghukum mati para Templar karena pembunuhan yang mereka lakukan, walaupun sebenarnya ia mengampuni banyak sekali orang Kristen. Namun, sekalipun kehilangan Yerusalem dan mengalami kekalahan besar, para Templar terus bertahan. Dan walaupun bangsa Kristen terus menyusut di Palestina, mereka meningkatkan kekuatan di Eropa dan, pertama di Prancis, kemudian di negara-negara lain, menjadi negara dalam negara.

Tidak diragukan lagi bahwa kekuatan politik mereka menyusahkan raja-raja Eropa. Tetapi ada segi lain dari para Templar yang segera mengganggu kalangan kependetaan: ordo tersebut sedikit demi sedikit telah menyeleweng dari iman Kristen, dan sewaktu di Yerusalem telah mengambil sejumlah doktrin mistik yang asing. Berkembang juga desas-desus bahwa mereka menyelenggarakan ritus-ritus aneh untuk memberi bentuk pada doktrin mereka.

Akhirnya, pada tahun 1307, Raja Prancis Philip le Bel memutuskan untuk menangkap anggota-anggota ordo ini. Sebagiannya berhasil melarikan diri tetapi kebanyakan mereka tertangkap. Paus Clement V juga bergabung dalam pembersihan ini. Setelah periode panjang interogasi dan pengadilan, banyak anggota Templar mengakui keyakinan 'bidah' mereka, bahwa mereka menolak iman Kristiani dan menghina Yesus dalam misa mereka. Akhirnya, para pemimpin Templar, yang dinamai “Imam Besar (Grand Master)”, mulai dari yang terpenting dari mereka, Jacques de Molay, dihukum mati pada tahun 1314 atas perintah Gereja dan Raja. Kebanyakan mereka dijebloskan ke dalam penjara, dan ordo tersebut tumpas dan secara resmi menghilang.

Segolongan ahli sejarah cenderung melukiskan sidang pengadilan para Templar sebagai konspirasi dari Raja Prancis, dan menggambarkan para ksatria itu tak bersalah atas segala dakwaan. Tetapi, cara interpretasi ini keliru dalam beberapa segi. Nesta H. Webster, ahli sejarah Inggris terkenal dengan begitu banyak mengetahui sejarah okultisme, menganalisis berbagai aspek ini dalam bukunya, Secret Societies And Subversive Movements. Menurut Webster, kecenderungan untuk melepaskan para Templar dari bidah yang mereka akui dalam masa pengadilan tidak tepat. Pertama, selama interogasi, walau secara umum terjadi, tidak semua Templar disiksa:

Lagipula, apakah pengakuan mereka tampak seperti hasil imajinasi murni orang-orang yang disiksa? Tentunya sukar dipercaya bahwa cerita tentang upacara pembaiatan — yang disampaikan dengan rinci oleh orang-orang di berbagai negara, dituturkan dalam kalimat yang berbeda, namun semuanya saling menyerupai — merupakan karangan semata-mata. Jika para korban dipaksa untuk mengarang-ngarang, cerita mereka tentu akan saling bertentangan; segala macam ritus liar dan fantastis diteriakkan dengan penuh kesakitan untuk memenuhi tuntutan interogator mereka. Tetapi sebaliknya, masing-masing tampak seperti mendeskripsikan upacara yang sama, baik lengkap maupun tidak, dengan sentuhan personal si pembicara, dan pada dasarnya semua cerita tersebut cocok. 6

Bagaimanapun juga, sidang pengadilan para Templar berakhir dengan tumpasnya ordo tersebut. Tetapi, walaupun sudah dibubarkan “secara resmi”, ia tidak benar-benar musnah. Selama penangkapan tiba-tiba pada tahun 1307, beberapa Templar lolos, dan berhasil menutupi jejak mereka. Menurut tesis yang berdasarkan pada berbagai dokumen sejarah, sejumlah besar mereka berlindung di satu-satunya kerajaan di Eropa yang tidak mengakui kekuasaan Gereja Katolik di abad keempat belas, yaitu Skotlandia. Di sana, mereka menyusun kekuatan kembali di bawah perlindungan Raja Skotlandia, Robert the Bruce. Tak lama kemudian, mereka menemukan penyamaran yang tepat untuk melanjutkan gerakan rahasia mereka: mereka menyusup ke dalam gilda (serikat sekerja) terpenting di Kepulauan Inggris abad pertengahan — loge (pemondokan) para tukang batu, dan segera, mereka menguasai loge-loge ini sepenuhnya. 7

Loge para tukang batu berganti nama pada awal era modern, dengan “Loge masonik”. Ritus Skot merupakan cabang Masonry tertua, dan berasal mula di awal abad keempat belas, dari para Templar yang berlindung di Skotlandia. Dan, nama-nama yang diberikan kepada tingkat tertinggi dalam Ritus Skot adalah gelar-gelar yang diberikan kepada para ksatria dalam ordo Templar berabad-abad sebelumnya.

Pendeknya, para Templar tidak tertumpas, sebaliknya filsafat serta berbagai kepercayaan dan upacara mereka tetap berlangsung di balik samaran Freemasonry. Tesis ini didukung oleh banyak bukti sejarah, dan diterima saat ini oleh banyak ahli sejarah Barat, baik mereka anggota Freemasonry ataupun tidak. Dalam buku kami, Ordo Masonik Baru, bukti ini dikaji secara terperinci.

Tesis yang mengusut akar Masonry ke Ordo Templar seringkali dirujuk di dalam majalah-majalah yang diterbitkan oleh para Mason untuk kalangannya sendiri. Para Mason sangat menerima pendapat ini. Salah satu majalah ini bernama Mimar Sinan (terbitan Freemason Turki), yang menggambarkan hubungan antara Ordo Templar dengan Freemasonry dalam kata-kata berikut ini:

Di tahun 1312, ketika Raja Prancis, di bawah tekanan Gereja, membubarkan Ordo Templar dan memberikan hak-hak mereka kepada para Ksatria St. John di Yerusalem, aktivitas para Templar tidak berhenti. Sebagian besar Templar berlindung di berbagai loge Freemason yang beroperasi di Eropa pada saat itu. Pemimpin para Templar, Mabeignac, bersama beberapa anggota lainnya, mendapatkan perlindungan di Skotlandia dengan menyamar sebagai seorang tukang batu bernama Mac Benach. Raja Skot, Robert the Bruce, menyambut mereka dan mengizinkan mereka mengembangkan pengaruh besar terhadap loge-loge Mason di Skotlandia. Sebagai hasilnya, loge-loge Skot meraih peran penting dari sisi keahlian dan ide-ide mereka.

Freemason masa kini menggunakan nama Mac Benach dengan penuh hormat. Para Mason Skot, yang mewarisi pusaka para Templar, mengembalikannya ke Prancis bertahun-tahun kemudian dan membangun dasar bagi ritus yang dikenal sebagai Ritus Skot di sana. 8

Sekali lagi, Mimar Sinan memberikan banyak informasi tentang hubungan antara Templar dan Freemasonry. Di dalam sebuah artikel berjudul “Templar dan Freemason” dinyatakan bahwa “ritual-ritual upacara pembaiatan Ordo Templar menyerupai Freemasonry masa kini.” 9 Menurut artikel yang sama, sebagaimana di dalam Masonry, para anggota Ordo Templar saling memanggil “saudara”. 10 Pada bagian akhir artikel tersebut, tercantum:

Ordo Templar dan organisasi Mason saling memengaruhi dengan sangat mencolok. Bahkan ritual-ritual dari berbagai lembaga begitu mirip sehingga bagaikan disalin dari para Templar. Dalam hal ini, para Mason telah mengidentifikasi diri mereka kepada para Templar begitu jauh dan dapat dikatakan bahwa apa yang dipandang sebagai esoterisme (kerahasiaan) asli Masonik sampai tingkatan yang penting merupakan warisan dari para Templar. Ringkasnya, sebagaimana kami sebutkan pada judul esei ini, kita dapat katakan bahwa titik berangkat dari seni megah Freemansory dan garis esoteris—awalnya milik para Templar dan ujung panahnya milik para Freemason.11

Akhirnya, kami katakan, jelas bahwa Freemasonry mengakar hingga ke Ordo Templar, dan bahwa para Mason telah mengadopsi filsafat ordo ini. Para Mason sendiri menerimanya. Tetapi sudah tentu, hal penting bagi pembahasan kita adalah sifat dasar dari filsafat ini. Apa yang membawa mereka ke situ? Mengapa mereka mengalami perubahan seperti itu di Yerusalem? Apa dampak dari filsafat yang diadopsi para Templar ini, melalui perantaraan Masonry, kepada dunia?

Para Templar dan Kabbalah
Sebuah buku yang ditulis oleh dua orang Mason, Christopher Knight dan Robert Lomas, yang berjudul the Hiram Key mengungkapkan beberapa fakta penting tentang akar Freemasonry. Menurut para penulis ini, jelas sekali bahwa Masonry adalah kesinambungan dari para Templar. Namun, selain itu para penulis juga mengkaji asal usul para Templar.

Menurut tesis mereka, para Templar mengalami perubahan besar ketika mereka berada di Yerusalem. Di tempat asal agama Kristen ini, mereka justru mengadopsi doktrin-doktrin lain. Pada akarnya terdapat sebuah rahasia yang mereka temukan di dalam kuil Sulaiman di Yerusalem, yang reruntuhannya mereka selidiki. Para penulis menjelaskan bahwa para Templar berdalih dengan peranan mereka yang diakui sebagai pelindung peziarah Kristen yang mengunjungi Palestina, tetapi tujuan mereka yang sebenarnya sangat berbeda:

Tidak ada bukti bahwa para Templar pendiri ini pernah memberi perlindungan kepada peziarah, tetapi sementara itu kita segera menemukan bahwa terdapat bukti yang meyakinkan bahwa mereka memang melakukan penggalian yang intensif di bawah reruntuhan Kuil Herod….12

Para penulis Kunci Hiram bukanlah satu-satunya yang menemukan bukti tentang ini. Sejarawan Prancis, Gaetan Delaforge membuat pernyataan yang sama:

Tugas sebenarnya dari sembilan ksatria itu adalah melakukan penyelidikan di daerah tersebut untuk mendapatkan berbagai barang peninggalan dan naskah yang berisi intisari dari tradisi-tradisi rahasia Yahudi dan Mesir kuno.13

Pada akhir abad kesembilan belas, Charles Wilson dari Royal Engineers mulai melakukan riset arkeologis di Yerusalem. Dia sampai kepada pendapat bahwa para Templar telah mendatangi Yerusalem untuk mempelajari reruntuhan kuil tersebut. Wilson menemukan jejak-jejak penggalian dan ekskavasi di bawah pondasi kuil tersebut, dan menyimpulkan bahwa hal ini dilakukan dengan peralatan milik para Templar. Barang-barang ini masih ada di dalam koleksi Robert Brydon, yang memunyai arsip yang sangat luas tentang informasi mengenai para Templar.14

Para penulis The Hiram Key berpendapat bahwa penggalian-penggalian para Templar ini bukannya tanpa hasil; karena di Yerusalem ordo tersebut menemukan berbagai peninggalan tertentu yang mengubah cara mereka memandang dunia. Selain itu, banyak peneliti berpendapat serupa. Mestilah ada sesuatu yang menuntun para Templar, walau pada faktanya mereka sebelumnya adalah pengikut Kristen dan datang dari bagian dunia Kristen, untuk mengadopsi suatu sistem keimanan dan filsafat yang sepenuhnya berbeda dari agama Kristen, merayakan misa-misa bidah, dan melakukan berbagai upacara sihir.

Menurut pandangan umum dari banyak peneliti, “sesuatu” itu adalah Kabbalah (Qabbala).

Arti kata Kaballah adalah “tradisi lisan”. Berbagai ensiklopedia dan kamus mendefinisikannya sebagai suatu cabang mistik agama Yahudi dan hanya dipahami sedikit orang. Menurut definisi ini, Kabbalah mempelajari arti tersembunyi dari Taurat dan naskah agama Yahudi. Tetapi, ketika kita mengkaji masalah ini lebih dekat, kita menemukan berbagai faktanya adalah sesuatu yang sama sekali berbeda. Fakta-fakta ini membawa kita kepada kesimpulan bahwa Kabbalah adalah suatu sistem yang berakar kepada penyembahan dan pemujaan berhala; bahwa ia ada sebelum Taurat, dan menjadi tersebar luas bersama agama Yahudi setelah Taurat diturunkan.

Fakta yang menarik tentang Kabbalah ini dijelaskan oleh sumber yang sama menariknya. Murat Ozgen, seorang Freemason Turki, menulis sebagai berikut ini di dalam bukunya, Masonluk Nedir ver Nasildir? (Apa dan Seperti Apa Freemasonry Itu?):

Kita tidak mengetahui dengan jelas dari mana Kabbalah datang atau bagaimana ia berkembang. Ia adalah nama umum untuk sebuah filsafat yang unik, berbentuk metafisik, esoterik, dan mistik, yang terutama berhubungan dengan agama Yahudi. Ia diterima sebagai ilmu kebatinan Yahudi, tetapi sebagian elemen yang dikandungnya menunjukkan bahwa ia terbentuk jauh lebih dahulu dari Taurat.15

Ahli sejarah Prancis, Gougenot des Mousseaux, menjelaskan bahwa Kabbalah memang jauh lebih tua daripada agama Yahudi.16

Ahli sejarah Yahudi, Theodore Reinach, mengatakan bahwa Kabbalah merupakan “suatu racun teramat halus yang menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi.” 17 Solomon Reinach mendefinisikan Kabbalah sebagai “salah satu penyimpangan pikiran manusia yang terburuk”.18

Alasan Reinach menyatakan Kabbalah sebagai “salah satu penyimpangan pikiran manusia yang terburuk” adalah karena doktrinnya sebagian besar berhubungan dengan ilmu sihir. Selama ribuan tahun, Kabbalah telah menjadi salah satu batu pondasi bagi setiap jenis upacara sihir. Para rabbi yang mempelajari Kabbalah dipercaya memiliki kekuatan gaib yang besar. Juga, banyak non-Yahudi yang telah terpengaruh dengan Kabbalah, dan mencoba memraktikkan ilmu sihir dengan menggunakan doktrin-doktrinnya. Kecenderungan esoterik yang terjadi di Eropa selama akhir Abad Pertengahan, khususnya sebagaimana yang dipraktikkan oleh para ahli alkimia, sangat banyak yang berakar dari Kabbalah.

Hal ini sungguh aneh, jika kita memandang Yahudi sebagai sebuah agama Monoteistik, yang diawali dengan turunnya Taurat kepada Musa a.s. Kenyataannya, di dalam agama ini ada sebentuk sistem yang disebut Kabbalah, yang mengadopsi praktik-praktik dasar sihir yang dilarang oleh agama. Hal ini memperkuat apa yang telah disebutkan sebelumnya, dan menunjukkan bahwa Kabbalah sebenarnya merupakan elemen yang menyusup ke dalam agama Yahudi dari luar.

Tetapi, apa sumber dari elemen ini? Ahli sejarah Yahudi Fabre d'Olivet menyebutkan bahwa Kabbalah berasal dari Mesir Kuno. Menurut penulis ini, Kabbalah mengakar hingga ke Mesir Kuno. Kabbalah merupakan suatu tradisi yang dipelajari oleh sebagian pemimpin Bani Israil di Mesir Kuno, dan diteruskan sebagai tradisi dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.

Simbol Konspirasi Rahasia di Album Dhani Dewa 19



Apakah benar Ahmad Dhani keturunan Yahudi?? Mengapa dalam album – album grup musik Dewa 19 banyak simbol aneh?? Apa yang sebenarnya terkandung dalam lirik2 lagu Dewa 19?? Sebenarnya saya (penulis) tidak terlalu ambil pusing dengan pertanyaan2 diatas, tetapi setelah mencermati buku berjudul “Fakta & Data Yahudi di Indonesia” karangan Ridwan Saidi & Rizki Ridyasmara (Februari 2006) dan buku “Talmud, Kitab Hitam Yahudi Yang menggemparkan“ karangan M.A Syarkawi (cetakan edisi Indonesia, 2005). Saya merasa mempunyai beban moral untuk menyebarluaskan informasi ini kepada public, karena melihat sepertinya hanya kalangan tertentu di Indonesia yang paham tentang bahaya Yahudi.Dengan tulisan ini , saya berharap lebih banyak pihak yang concern.

Sebelum membahas tentang group musik Dewa, saya akan memberikan kutipan yang saya ambil dari buku (Talmud,……) diatas:

PERTAMA
Bangsa Lain Selain Yahudi adalah Bagaikan Binatang Dalam Kitab Talmud Yerusalem halaman 94 disebutkan: “Air mani yang darinya tercipta bangsa-bangsa lain yang
berada diluar agama yahudiadalah air mani kuda” Dalam Midrash Talpioth (Vol 225d) dijelaskan bahwa kaum non Yahudi adalah hanya berbeda bentuk dengan binatang.

Kitab Zohar (I,131a) …sejak adanya mereka, maka dari itu, semua manusia non Yahudi mengotori alam, karena roh mereka lahir dari bagian yang najis. Sanhendrin (74b) Tosepoth berbunyi: Hubungan seksual orang Goim (orang non Yahudi) adalah seperti hubungan seksual binatang.

Talmud, Kitab 6 Bab 8 butir ke 9: Sesungguhnya Talmud mewajibkan atas setiap orang yahudi untuk melaknat orang Kristen tiga kali dalam sehari, dan berdoa agar membasmi
dan menghancurkan raja-raja serta para pemimpin mereka. Juga diwajibkan kepada orang Yahudi untuk merampas harta mereka dengan cara apapun.

Strategi penyebarluasan simbol Yahudi di masyarakat kita ternyata sudah dalam tahap yang memprihatinkan. Simbol Yahudi tanpa sadar telah di gunakan pada aksesories, kaos, cover kaset dll.

Kita sudah mengetahui bahwa sebuah simbol / gambar bisa berarti lebih dari seribu kata kata. Ternyata, salah satu grup musik papan atas di Indonesia yaitu DEWA telah secara konsisten menyebarkan simbol Yahudi dari mulai album pertama mereka DEWA 19 (1992), TERBAIK–TERBAIK (1995), THE BEST OF DEWA 19 (1999), BINTANG LIMA (2000), CINTAILAH CINTA (2002), ATAS NAMA CINTA I & II ( 2004), dan LASKAR CINTA (2004)

Simbol Yahudi dengan cerdik diletakkan dengan berbagai cara dan hanya bisa dilihat dengan cara cara tertentu. Ada yang dibuat terbalik, disamarkan, diputar dan hanya bisa dibaca didepan cermin.

KEDUA
Bangsa Yahudi mempunyai rencana besar untuk menguasai seluruh umat manusia dimuka bumi, kemudian membuat mereka bertindak secara sadar atau tidak sadar menjadi pelayan Yahudi yang derajatnya dianggap sama dengan binatang.

KETIGA
Banyak strategi yang dilancarkan oleh kaum Yahudi yang berkedok Kemanusiaan, Dialog Lintas Agama, Hak Asasi Manusia, Bea Siswa, Penyebar luasan simbol Yahudi dll,
yang semuanya merupakan tak-tik belaka untuk meraih tujuan akhir mereka.

Apakah benar Ahmad Dhani keturunan Yahudi??,
Sebelum membahas lebih jauh tentang simbol, kita perlu ketahui siapa sebenarnya Ahmad Dhani Manaf, sang komadan grup musik ini. Dalam Album Laskar Cinta, Dhani menulis sebagai berikut : DHANI THANKS TO : JAN PIETER FREDERICH KOHLER ( THANKS FOR THE GEN ) …, Siapakah JAN PIETER FREDERICH KOHLER??




Merunut silsilah keluarga, pemilik nama tersebut ternyata ayah dari ibu kandung Ahmad Dhani, alias kakeknya. Ibunya sendiri bernama Joyce Theresia Pamela Kohler. Jan Pieter Frederich Kohler adalah orang Yahudi Jerman. Secara jujur Dhani berterima kasih atas gen Yahudi yang ia terima dari sang kakek. (THANKS FOR THE GEN). Bisa jadi karena kebanggaannya mewarisi gen dari opa-nya.

Mengapa dalam album – album grup musik Dewa 19 banyak simbol aneh??


Dhani sering tampil dipanggung dengan memakai kalung Bintang David (simbol Zionis-Israel).

Pada cover album pertama DEWA 19, terdapat gambar Piramida Tak Sempurna (Unfinished Pyramid). Piramida tersebut terpancung dibagian ujungnya. Lambang tersebut sudah dikenal luas sebagai salah satu lambang Yahudi ,lambang gerakan Masonis – salah satu organisasi Yahudi, dan juga lambang tsb pada uang 1 dollar Amerika. Dan untuk
diingat, dalam mitologi Judaisme angka “19” dikenal sebagai “Dark Star” (Bintang Kegelapan).

Jika dicermati dengan seksama, cobalah untuk memperbesar gambar puncak pyramid yang ditutupi kabut (misalnya dengan program Windows Picture & Fax Viewer, puncak piramid itu di zoom-in (+) beberapa kali), maka terlihat dipuncak piramid itu-walau agak samar, ada sesuatu yang tidak lancip, malah berwarna gelap yang cenderung berbentuk bulat yang bisa jadi merupakan bola, lingkaran, atau juga bisa sebuah mata



Dalam album “TERBAIK TERBAIK”, Pertama, secara jelas dimuat simbol Dewa Ra (Dewa matahari dalam mitologi Mesir Kuno). Dalam agama Yahudi (Judaisme) Dewa Ra diklaim sebagi salah satu Tuhan mereka. Pada Sinagog (rumah ibadah Yahudi) lambang ini lazim di pajang.



Kedua, terdapat pula lembaran satu Protocol Of Zions (Ayat-ayat Iblis) dalam bahasa Ibrani. Untuk menyamarkan, Protocol of Zions dalam cover album ini diletakkan secara terbalik horizontal. Yang sisi kiri dipindah kekanan dan sebaliknya. Untuk membacanya hadapkan dulu ke depan cermin



Ketiga, terdapat foto empat personil Dewa tengah berdiri dibawah gambar lingkaran dengan satu titik di tengahnya (Circle with a dot), gambar ini dikenal sebagai symboll occultism/organ perempuan yang merupakan gerakan pemuja setan dan dianggap juga sebagai penjelmaan simbol mata setan(The Evil Eye),. Berikut ini cuplikan dari
Bulletin Masonis (organisasi Yahudi): Since the Satanist worships the Sex Act, he must have a symbol of the female organ, to go along with male organ- the Obelisk. And , indeed, Satanist do have a symbol of the female organ – the Circle. And, when a point is added to the middle of the circle, you have the complete sex act, the male being the point and the female being the circle (Point With A Circle” Masonic Short Talk Bulletin, August, 1931, Vol.9,No.8, Reprinted July,1990, p.4)



Bagi anda pengguna Macromedia Fontographer 4.11/9/99. Anda bisa lihat Occult Symbol yang berpola huruf Ibrani, terdapat circle with a dot” Dalam cover Album THE BEST OF DEWA 19 (1999), Pertama, Secara kasat mata ada dua lambang yang dimuat: adalah tulisan tangan italic yang ditumpuk jadi satu sehingga membentuk garis lurus. Satu garis horizontal, satunya lagi vertical, dan saling bersilangan seperti salib miring.

Cover berbentuk horizontal ini baru memiliki arti jika diberdirikan atau diputar 90 derajat kearah kiri (lihat tanda panah biru di sudut\kanan bawah cover tsb, itu bukan sekedar gambar panah tapi suatu instruksi) agar ‘pesan’nya sampai. Dikepala salib terdapat gambar personil Dewa yang jika dicermati membentuk sebuah bulatan. Ini sama dengan symbol okultisme yang terdapat dalam lambang Dewa Horus.




Kedua, Juga dicover depan. Di sudut kiri bawah ada gambar kepala seorang gadis dengan rambut panjang terurai, dikepala si gadis seolah ada pusaran air. Jika diperbesar
maka akan terlihat bahwa “pusaran air” dan rambut si gadis itu sesungguhnya adalah mata dari Dewa Horus.



Ketiga, dipermukaan cakram digital (CD) juga berisi symbol okultisme Dewa Horus (juga ada tanda panahnya)

Keempat, dicover yang berisi lirik lagupun, jika di rotasi 90 derajat akan terlihat simbol yang sama. Garis putih yang ada diatasnya hanya sebagai ‘pengelabuan’
, namun intinya adalah garis saling menyilang seperti salib dengan lingkaran di bagian atasnya



Dalam cover Album BINTANG LIMA (2000), Gambar sayap dengan hati di tengah dimuat utuh dengan latar belakang empat personil Dewa. Simbol ini lajim dipakai sebagai salah satu simbol gerakan perkumpulan Teosofie Yahudi. Ritual pengikut Teosofi biasanya mengadakan upacara pemanggilan arwah atau jin.



Dalam cover Album CINTAILAH CINTA (2002), Pertama, Cover depan album ini memuat secara menyolok simbol Eye of Horus. Horus adalah Dewa Burung dalam Mitologi Mesir Kuno yang diklaim sebagai salah satu dewa mereka.



Kedua, Dicover dalam juga ada simbol yang sekilas mirip mata, yang merupakan contekan habis salah satu simbol yang terdapat dalam buku The secrect Language
of Symbol yang disarikan dari kitab Yahudi, Taurat. Simbol ini biasa disebut Femina Geni Vegia atau kelamin perempuan.

Ketiga, Dibagian lain juga ada gambar mata setan. Keempat, Dipiringan disc-nya jika dicermati bergambar kepala burung dengan simbol mata Horus. Yang merupakan
salah satu simbol dari gerakan freemasonry.

Dalam cover Album CINTAILAH CINTA I & II (2004), Lambang sayap yang merupakan lambang resmi Dewa dimuat dalam album live ini dengan latar belakang hitam kelam. Seperti hal nya Album Bintang Lima (2000), album ini juga mengunakan sayap simbol Teosofi dengan makna yang sama.



Album : LASKAR CINTA (2004), Inilah album ke tujuh Dewa yang akhirnya menjadi “batu sandungan” dan membuka selubung semua album-album dewa sebelumnya yang sarat dengan kampanye symbol dan lambang Yahudi Tipologi huruf “Laskar Cinta” yang dibalik, ternyata diambil dari huruf Ibrani (huruf yang digunakan dalam Kitab Yahudi)



Gambar siluet wajah Ahmad Dhani pakai peci dengan tulisan berpola Arabic bertuliskan “Ahmad”. Benarkah bertuliskan Ahmad??, mengapa huruf alif-nya ada cabang? Padahal alif itu lurus tidak bercabang. Jelas bukan suatu kekhilafan. Jika gambar itu dibalik 180 derajat , tulisan Arabic yang semula seakan berbunyi “Ahmad” menjadi huruf
Arabic yang terdiri dari konsonan semua dengan huruf: YHWH, alias “YaHWeh, alias Tuhan Tertinggi Yahudi. Believe it or Not??



Apa yang sebenarnya terkandung dalam lirik2 lagu Dewa 19??
Pertama, Lirik kagu “Sweetest Place”adalah sebuah lirik penantian akan ratu adil, penantian akan datangnya sesuatu, yang bisa membuat kehidupan menjadi menyenangkan. Dan yang dinanti adalah:

MATA (I’am welcoming an eye/ Into the darkest one / It tells me not to worry…) Ratu adil itu adalah MATA. Menurut teologi Yahudi (Kabbala), The eye atau Mata merupakan mata Lucifer, Sang Pangeran Penguasa Kegealapan sekaligus Sang Penguasa alam raya.



Kedua, Dalam Album Laskar Cinta , ada sebuah lagu berjudul “SATU”. Syairnya bagaikan kerinduan yang teramat sangat seorang kekasih kepada pujaan hatinya.

Benarkah ??,



Ternyata TIDAK. Syair lagu tersebut merupakan manifestasi dari paham sesat “Wihdatul Wujud” (bersatunya mahluk dengan pencipta). Adapun pada versi CD nya terdapat ucapan terima kasih kepada : Syekh Lemah Abang. Dibawah syair lagu tersebut pada versi kaset terdapat ucapan terima kasih kepada Al Hallaz.

Siapapun yang pernah membaca sejarah Walisanga pasti tahu bahwa Syekh Lemah Abang adalah nama lain dari Syekh Siti Jenar. Jika Syekh Siti Jenar diperintahkan untuk dipenggal kepalanya oleh Walisanga, bagaimana dengan Dewa??, tentu tidak demikian..

TAHUKAH ANDA ?
Kebencian Yahudi terhadap semua bangsa selainnya membuat mereka menganggap bangsa bangsa lain itu tidak pantas menyandang gelar “manusia”. Prioritas utama kebencian orang Yahudi adalah orang Kristen karenanya adanya dendam kesumat antara keduanya yang bersumber dari dasar-dasar kedua agama tersebut. Namun jika mereka kesulitan mendapatkan darah orang Kristen (untuk ritual mereka) , maka darah orang Islam pun bisa dijadikan gantinya. Orang Yahudi biasa mengajari anak mereka sedari kecil untuk mengucapkan cacian jika melewati gereja, Yaitu: “sakis nadanisid bayadan nadi binikhi sharabrim ila yim“ artinya: “jadilah ini daerah haram tempat kotor untuk dua kotoran, dan tempat keji bagi orang–orang keji dan najis”.

Tulisan diatas bukan dibuat atas dasar kebencian atau kedengkian atau bermaksud mengadu domba. Melainkan atas dasar fakta......(HWADI)

Kitab Talmud: Ayat-ayat Setan


Talmud merupakan kitab suci kelompok Zionis-Yahudi di seluruh dunia. Seluruh tindak-tanduk Zionis-Israel mengacu pada ayat-ayat Talmudisme. Bahkan Texe Marrs, investigator independen Amerika yang telah menelusuri garis darah Dinasti Bush selama enam tahun, menemukan bukti bahwa keluarga besar Bush, termasuk Presiden AS George Walker Bush, merupakan sebuah keluarga yang sangat rajin mendaras dan mempelajari Talmud. “Dinasti Bush adalah dinasti Yahudi dan mereka menjadikan Talmud sebagai kitab sucinya. Adalah salah besar menyangka mereka sebagai keluarga Kristiani. Mereka menunggangi kekristenan untuk menipu warga Kristen dunia. Padahal, mereka merupakan keluarga Talmudis yang taat, ” demikian Texe Marrs.



Pendahuluan

Kitab Talmud adalah kitab suci yang terpenting bagi kaum Yahudi, bahkan lebih penting daripada Kitab Taurat. Kitab Talmud bukan saja menjadi sumber dalam penetapan hukum agama, tetapi juga menjadi ideologi dan prinsip-prinsip, serta arahan bagi penyusunan kebijakan negara dan pemerintah Yahudi Israel, dan menjadi pandangan hidup orang Yahudi pada umumnya. Itu pula sebabnya mengapa negara Yahudi Israel disebut sebagai negara yang rasis, chauvinistik, theokratik, konservatif, dan sangat dogmatik. Untuk dapat memahami sepak-terjang negara Israel yang tampak arogan, keras-kepala, tidak kenaI kompromi, orang perlu memahami isi ajaran Kitab Talmud, yang diyakini oleh orang Yahudi sebagai kitab suci yang terpenting di antara kitab-kitab suci mereka.

Keimanan orang Yahudi terhadap Kitab Talmud mengatasi bahkan Kitab Perjanjian Lama, yang juga dikenal dengan nama Taurat. Bukti tentang hal ini dapat ditemukan dalam Talmud 'Erubin' 2b (edisi Soncino) yang mengingatkan kepada kaum Yahudi, "Wahai anakku, hendaklah engkau lebih mengutamakan fatwa dari para Ahli Kitab (Talmud) daripada ayat-ayat Taurat".

Para pendeta Talmud mengklaim sebagian dari isi Kitab Talmud merupakan himpunan dari ajaran yang disampaikan oleh Nabi Musa a.s. secara lisan. Sampai dengan kedatangan Nabi Isa a.s. Kitab Talmud belum dihimpun secara tertulis seperti bentuknya yang sekarang. Nabi Isa a.s. mengutuk tradisi 'mishnah' (Talmud awal) termasuk mereka yang mengajarkannya (para pendeta Yahudi dan kaum Farisi), karena isi Kitab Talmud seluruhnya menyimpang, bahkan bertentangan dengan Kitab Taurat. Kaum Kristen, karena ketidak-pahamannya, hingga dewasa ini menyangka Perjanjian Lama merupakan kitab tertinggi bagi agama Yahudi. Sangkaan itu keliru.

Para pendeta Parisi mengajarkan, doktrin dan fatwa yang berasal dari para rabbi (pendeta), lebih tinggi kedudukannya daripada wahyu yang datang dari Tuhan. Talmud mengemukakan hukum-hukumnya berada di atas Taurat, dan bahkan tidak mendukung isi Taurat. Seorang peneliti Yahudi, Hyam Maccoby, dalam bukunya 'Judaism on Trial’ mengutip pemyataan Rabbi Yehiel ben Joseph, bahwa "Tanpa Talmud kita tidak akan mampu memahami ayat-ayat Taurat ... Tuhan telah melimpahkan wewenang ini kepada mereka yang arif, karena tradisi merupakan suatu kebutuhan yang sama seperti kitab-kitab wahyu. Para arif itu membuat tafsiran mereka ... dan mereka yang tidak pernah mempelajari Talmud tidak akan mungkin mampu memahami Taurat."

Memang ada kelompok di kalangan kaum Yahudi yang menolak Talmud, dan tetap berpegang teguh kepada kitab Taurat saja (Perjanjian Lama yang sekarang) Mereka ini disebut golongan 'Karaiyah', kelompok yang sepanjang sejarahnya paling dibenci dan menjadi korban didzalimi oleh para pendeta Yahudi orthodoks.

Kepada tradisi 'mishnah' itu para pendeta Yahudi menambah sebuah kitab lagi yang mereka sebut 'Gemarah' (kitab "tafsir" para pendeta). Tradisi 'mishnah' (yang kemudian dibukukan) bersama dengan "Gemarah', disebut Talmud. Ada dua buah versi Kitab Talmud, yaitu 'Talmud Jerusalem' dan 'Talmud Babilonia'. 'Talmud Babilonia' dipandang sebagai kitab yang paling otoritatif1.

Beberapa kutipan yang diangkat dari Kitab Tamud dalam uraian berikut ini merupakan dokumen aseli yang tidak-terbantahkan, dengan harapan dapat memberikan pencerahan kepada segenap ummat manusia, termasuk kaum Yahudi, tentang kesesatan dan rasisme dari ajaran Talmud yang penuh dengan kebencian, yang menjadi kitab suci baik bagi kaum Yahudi Orthodoks maupun Hasidiyah di seluruh dunia.

Pelaksanaan ajaran Talmud tentang keunggulan kaum Yahudi yang dldasarkan pada ajaran kebencian itu telah menyebabkan penderitaan yang tak terperikan terhadap orang lain sepanjang sejarah ummat manusia sampai dengan saat ini, khususnya di tanah Palestina. Ajaran itu telah dijadikan dalih untuk membenarkan pembantaian secara massal penduduk sipil Arab-Palestina. Kitab Talmud menetapkan bahwa semua orang yang bukan-Yahudi disebut "goyyim", sama dengan binatang, derajat mereka di bawah derajat manusia. Ras Yahudi adalah "ummat pilihan", satu-satunya ras yang mengklaim diri sebagai keturunan langsung dari Nabi Adam a.s. Marilah kita periksa beberapa ajaran Talmud.


Talmud (Manuskrip Babylonia)


Beberapa Contoh Isi Ajaran Talmud

Erubin 2b, "Barangsiapa yang tidak taat kepada para rabbi mereka akan dihukum dengan cara dijerang di dalam kotoran manusia yang mendidih di neraka".

Moed Kattan 17a, "Bilamana seorang Yahudi tergoda untuk melakukan sesuatu kejahatan, maka hendaklah ia pergi ke suatu kota dimana ia tidak dikenal orang, dan lakukanlah kejahatan itu disana”

Menganiaya seorang Yahudi Sama Dengan Menghujat Tuhan

Sanhedrin 58b, "Jika seorang kafir menganiaya seorang Yahudi, maka orang kafir itu harus dibunuh".

Dibenarkan Menipu Orang yang Bukan-Yahudi

Sanhedrin 57a, "Seorang Yahudi tidak wajib membayar upah kepada orang kafir yang bekerja baginya".

Orang Yahudi Mempunyai Kedudukan Hukum yang Lebih Tinggi

Baba Kamma 37b, "Jika lembu seorang Yahudi melukai lembu kepunyaan orang Kanaan, tidak perlu ada ganti rugi; tetapi ,jika lembu orang Kanaan sampai melukai lembu kepunyaan orang Yahudi maka orang itu harus membayar ganti rugi sepenuh-penuhnya".

Orang Yahudi Boleh Mencuri Barang Milik Bukan-Yahudi

Baba Mezia 24a, "Jika seorang Yahudi menemukan barang hilang milik orang kafir, ia tidak wajib mengembalikan kepada pemiliknya”. (Ayat ini ditegaskan kembali di dalam Baba Kamma 113b),

Sanhedrin 57a, "Tuhan tidak akan mengampuni seorang Yahudi 'yang mengawinkan anak-perempuannya kepada seorang tua, atau memungut menantu bagi anak-lakinya yang masih bayi, atau mengembalikan barang hilang milik orang Cuthea (kafir)' …".

Orang Yahudi Boleh Merampok atau Membunuh Orang Non-Yahudi

Sanhedrin 57a, "Jika seorang Yahudi membunuh seorang Cuthea (kafir), tidak ada hukuman mati, Apa yang sudah dicuri oleh seorang Yahudi boleh dimilikinya".

Baba Kamma 37b, "Kaum kafir ada di luar perlindungan hukum, dan Tuhan membukakan uang mereka kepada Bani Israel".

Orang Yahudi Boleh Berdusta kepada Orang Non-Yahudi

Baba Kamma 113a, "Orang Yahudi diperbolehkan berdusta untuk menipu orang kafir".

Yang Bukan-Yahudi adalah Hewan di bawah Derajat Manusia

Yebamoth 98a, "Semua anak keturunan orang kafir tergolong sama dengan binatang".

Abodah Zarah 36b, "Anak-perempuan orang kafir sama dengan ‘niddah’ (najis) sejak lahir".

Abodah Zarah 22a - 22b, "Orang kafir lebih senang berhubungan seks dengan lembu".

Ajaran Gila di dalam Talmud

Gittin 69a, "Untuk menyembuhkan tubuh ambil debu yang berada di bawah bayang-bayang jamban, dicampur dengan madu lalu dimakan“.

Shabbath 41a, "Hukum yang mengatur keperluan bagaimana kencing dengan cara yang suci telah ditentukan".
Yebamoth 63a, " ... Adam telah bersetubuh dengan semua binatang ketika ia berada di Sorga".

Yebamoth 63a, "...menjadi petani adalah pekerjaan yang paling hina ".

Sanhedrin 55b, "Seorang Yahudi boleh mengawini anak-perempuan berumur tiga tahun (persisnya, tiga tahun satu hari)".

Sanhedrin 54b, "Seorang Yahudi diperbolehkan bersetubuh dengan anak-perempuan, asalkan saja anak itu berumur di bawah sembilan tahun".

Kethuboth 11b, "Bilamana seorang dewasa bersetubuh dengan seorang anak perempuan, tidak ada dosanya".

Yebamoth 59b, "Seorang perempuan yang telah bersetubuh dengan seekor binatang diperbolehkan menikah dengan pendeta Yahudi. Seorang perempuan Yahudi yang telah bersetubuh dengan jin juga diperbolehkan kawin dengan seorang pendeta Yahudi".

Abodah Zarah 17a, "Buktikan bilamana ada pelacur seorangpun di muka bumi ini yang belum pernah disetubuhi oleh pendeta Talmud Eleazar".

Hagigah 27a, "Nyatakan, bahwa tidak akan ada seorang rabbi pun yang akan mas uk neraka".

Baba Mezia 59b, "Seorang rabbi telah mendebat Tuhan dan mengalahkan-Nya. Tuhan pun mengakui bahwa rabbi itu memenangkan debat tersebut".

Gittin 70a, "Para rabbi mengajarkan, 'Sekeluarnya seseorang dari jamban, maka ia tidak boleh bersetubuh sampai menunggu waktu yang sama dengan menempuh perjalanan sejauh setengah mil, konon iblis yang ada di jamban itu masih menyertainya selama waktu itu, kalau ia melakukannya juga (bersetubuh), maka anak-keturunannya akan terkena penyakit ayan".

Gittin 69b, "Untuk menyembuhkan penyakit kelumpuhan campur kotoran seekor anjing berbulu putih dan campur dengan balsem; tetapi bila memungkinkan untuk menghindar dari penyakit itu, tidak perlu memakan kotoran anjing itu, karena hal itu akan membuat anggota tubuh menjadi lemas ".

Pesahim 11a, "Sungguh terlarang bagi anjing, perempuan, atau pohon kurma, berdiri di antara dua orang laki-laki. Karena musibah khusus akan datang jika seorang perempuan sedang haid atau duduk-duduk di perempatan jalan ".

Menahoth 43b-44a, "Seorang Yahudi diwajibkan membaca doa berikut ini setiap hari, 'Aku bersyukur, ya Tuhanku, karena Engkau tidak menjadikan aku seorang kafir, seorang perempuan, atau seorang budak belian’ ".



Kisah-kisah Holocaust oleh Romawi

Di dalam Talmud, ayat Gittin 57b ada dikisahkan tentang dibantainya 4 juta orang Yahudi oleh orang Romawi di kota Bethar. Gittin 58a, mengklaim bahwa 16 juta anak-anak Yahudi dibungkus ke dalam satu gulungan dan dibakar hidup-hidup oleh orang Romawi.
Demografi tentang zaman kuno menyatakan orang Yahudi di seluruh dunia pada masa penjajahan oleh Romawi tidak sampai berjumlah 16 juta, bahkan 4 juta pun tidak ada).


Pengakuan Talmud

Abodah Zarah 70a, "Seorang rabbi ditanya, apakah anggur yang dicuri di Pumbeditha boleh diminum, atau anggur itu sudah dianggap najis, karena pencurinya adalah orang-orang kafir (seorang bukan-Yahudi bila menyentuh guci anggur, maka anggur itu dianggap sudah najis). Rabbi itu menjawab, tidak perlu dipedulikan, anggur itu tetap halal ('kosher') bagi orang Yahudi, karena mayoritas pencuri yang ada di Pumbeditha, tempat dimana guci-guci anggur itu dicuri, adalah orang-orang Yahudi". (Kisah ini juga ditemukan di dalam Kitab Gemara, Rosh Hashanah 25b).


Ibadah Orang Farisi

Erubin 21 b, "Rabbi Akida berkata kepadanya, 'Berikan saya air untuk mencuci tangan saya'. Ia menjawab, 'Air itu tidak cukup bahkan untuk diminum, apalagi untuk membasuh tanganmu’ keluhnya. ‘Lalu apa yang harus saya perbuat ?' tanya seseorang lainnya, 'padahal engkau tahu menentang ucapan seorang rabbi diancam dengan hukuman mati?' 'Saya lebih baik mati daripada menentang pendapat kawan-kawan saya' " (Ritual cuci tangan ini terekam dikutuk Nabi Isa a.s. dalam Injil Matius 15 : 1- 9).


Genosida Dihalalkan oleh Talmud

Perjanjian Kecil, Soferim 15, Kaidah 10, "Inilah kata-kata dari Rabbi Simeon ben Yohai, 'Tob shebe goyyim harog' ("Bahkan orang kafir yang baik sekali pun seluruhnya harus dibunuh"). Orang-orang Israeli setiap tahun mengikuti acara nasional ziarah ke kuburan Simon ben Yohai untuk memberikan penghormatan kepada rabbi yang telah menganjurkan untuk menghabisi orang-orang non-Yahudi2.

Di Purim, pada tanggal 25 Februari 1994 seorang perwira angkatan darat Israel, Baruch Goldstein, seorang Yahudi Orthodoks dari Brooklyn, membantai 40 orang muslim, termasuk anak-anak, tatkala mereka tengah bersujud shalat di sebuah masjid. Goldstein adalah pengikut mendiang Rabbi Meir Kahane, yang menyatakan kepada kantor berita CBS News, bahwa ajaran yang dianutnya mengatakan orang-orang Arab itu tidak lebih daripada anjing, sesuai ajaran Talmud".3 Ehud Sprinzak, seorang profesor di Universitas Jerusalem menjelaskan tentang falsafah Kahane dan Goldstein, "Mereka percaya adalah teiah menjadi iradat Tuhan, bahwa mereka diwajibkan untuk melakukan kekerasan terhadap 'goyyim', sebuah istilah Yahudi untuk orang-orang non-Yahudi".4

Rabbi Yizak Ginsburg menyatakan, "Kita harus mengakui darah seorang Yahudi dan darah orang 'goyyim' tidaklah sama".5 Rabbi Jacov Perrin berkata, "Satu juta nyawa orang Arab tidaklah seimbang dengan sepotong kelingking orang Yahudi".6


Doktrin Talmud : Orang non- Yahudi Bukanlah Manusia

Talmud secara spesifik menetapkan orang non-Yahudi termasuk golongan binatang, bukan-manusia, dan secara khusus menyatakan bahwa mereka bukan dari keturunan Nabi Adam a.s. Ayat-ayat yang berkaitan itu ditemukan bertebaran di dalam Kitab Talmud, antara lain sebagai berikut :

Kerihoth 6b, "Menggunakan minyak untuk mengurapi. Rabbi kita mengajarkan, 'Barangsiapa menyiramkan minyak pengurapan kepada ternak atau perahu, ia tidak melakukan dosa; bila ia melakukannya kepada 'goyyim', atau orang mati, dia tidak melakukan dosa. Hukum yang berhubungan dengan ternak dan perahu adalah benar, karena telah tertulis: terhadap tubuh manusia (Ibrani: Adam) tidak boleh disiramkan (Exodus 30:32); karena ternak dan perahu bukan manusia (Adam)' ". “Juga dalam hubungan dengan yang meninggal (sepatutnya) ia dikecualikan, karena setelah meninggal ia menjadi bangkai dan bukan manusia lagi (Adam). Tetapi mengapa terhadap 'goyyim' juga dikecualikan, apakah mereka tidak termasuk kategori manusia (Adam) ?Tidak, karena telah tertulis: 'Wahai domba-domba-Ku, domba-domba di padang gembalaan-Ku adalah manusia (Adam)' (Ezekiel 34:31): Engkau disebut manusia (Adam), tetapi 'goyyim' tidak disebut sebagai manusia (Adam)' ".

Pada ayat-ayat terdahulu para rabbi membahas hukum Talmud yang melarang memberikan minyak suci bagi manusia. Dalam pembahasan itu para rabbi menjelaskan bukanlah suatu dosa untuk membenkan miyak suci itu kepada ‘goyyim’ (kaum non-Yahudi, seperti muslim, Kristen, dan sebagainya), karena ‘goyyim’ tidak termasuk golongan manusia (harfiahnya: bukan keturunan Adam).

Yebamoth 61a, "Telah diajarkan: Begitulah Simeon ben Yohai menerangkan (61a) bahwa kuburan orang 'goyyim' tidak termasuk tempat yang suci untuk mendapatkan 'ohel' (memberikan sikap ruku’ terhadap kuburan), karena telah dikatakan, wahai domba-domba-Ku yang ada di padang gembalaan-Ku, kalian adalah manusia (Adam)’, (Ezekiel 34:31); kalian disebut manusia (Adam); tetapi kaum kafir ltu tldak dlsebut manusia (Adam)' ".

Hukum Talmud menerangkan bahwa seorang Yahudi yang menyentuh bangkai manusia tau kuburan (Yahudi) menyebabkan ia ternajisi. Tetapi hukum Talmud mengajarkan, sebaliknya, jika seorang Yahudi menyentuh kuburan orang goyyim, hal itu membuat ia tetap suci, karena orang goyyim tidak termasuk golongan manusia (Adam).

Baba Mezia 114b, "Dia (Rabbah) berkata kepadanya: 'Apakah engkau bukan pendeta: mengapa engkau berdiri di atas kuburan ? Ia menjawab: 'Apakah guru belum mempelajari hukum tentang kesucian? Karena telah diajarkan: Simeon ben Yohai berkata:‘Kuburan kaum ‘goyyim' tidak menajisi. Karena telah tertulis, 'Wahai gembalaan-Ku gembalaan di padang rumput-Ku adalah manusia (Adam), dan ia berdiri di atas kuburan kaum 'goyyim' ".
Mengingat pembuktian berdasarkan nash Taurat (Ezekiel 34:31). disebut sampai beru1ang-kali pada ketiga ayat-ayat Talmud di atas tadi, padahal dalam kenyataannya Taurat tidak pernah menyebutkan bahwa hanya orang Yahudi saja yang termasuk golongan manusia. Para ‘hachom’ Talmud sangat menekankan kekonyo1an ajaran mereka tentang kaum 'goyyim'. Hal itu merupakan bukti bahwa mereka sebenarnya adalah rasis dan ideolog anti-kaum non-Yahudi, yang dalam kebuntuan nalarnya telah mendistorsikan ayat-ayat Taurat dalam rangka membenarkan kesesatan mereka.

Berakoth 58a, "Shila seorang Yahudi memberikan hukuman cambuk kepada seseorang yang telah bersetubuh dengan seorang perempuan Mesir: Orang yang dicambuk itu pergi mengadukannya kepada pemerintah, dan berkata: 'Ada seorang Yahudi yang memberikan hukuman cambuk tanpa izin dari pemerintah'. Seorang petugas memerintahkan untuk memanggilnya (Shila). Ketika ia (Shila) tiba, ia ditanya: 'Mengapa engkau mencambuk orang ini?' Ia (Shila) menjawab: ' Karena ia telah menyetubuhi keledai betina' ". "Petugas itu berkata kepadanya: 'Apakah engkau mempunyai saksi-saksi?' Ia(Shila) menjawab 'Saya mempunyainya'. Kemudian (nabi) Elijah turun dari langit dalam bentuk manusia dan memberikan bukti. Petugas itu berkata lagi kepadanya: 'Kalau demikian halnya seharusnya orang itu dihukum mati!' Ia (Shila) menjawab: 'Karena kami telah diasingkan dari negeri kami, kami tidak mempunyai wewenang untuk menjatuhkan hukuman mati; lakukanlah terhadapnya sesuai kehendak kalian' "

"Ketika mereka masih mempertimbangkan perkara itu Shila pun berteriak.• 'Kepada-Mulah ya Tuhan Yang Maha Besar dan Maha Kuasa' (Kisah-kisah 29:11). 'Apa kehendakmu? tanya petugas itu. Ia (Shila) menjawab.• 'Apa yang kukatakan ialah: Terpujilah Yang Maha Pengasih yang telah menciptakan segala sesuatunya dari tanah serupa dengan Yang di Sorga, dan telah memberikan kepadamu sekalian tempat tinggal, dan membuat kalian mencintai keadilan' ",

"Petugas itu berkata kepadanya (Shila).• 'Apakah engkau sedemikian membantu kepada kehormatan pemerintah?' Petugas itu memberi Shila sebuah tongkat dan berkata kepadanya: 'Engkau boleh menjadi hakim. ' Tatkala petugas (orang 'goyyim') itu telah pergi, orang-orang yang ada disana berkata kepadanya (Shila).• 'Apakah Yang Maha Pengasih membuat mu'zizat bagi kaum pendusta?'. Ia (Shila) menjawab mereka ('goyyim') disebut keledai? Karena telah tertulis: Daging mereka adalah daging keledai' (Ezekiel 23:30)

Ia (Shila) memperhatikan orang-orang itu akan memberi-tahukan petugas-petugas itu bahwa ia (Shila) telah menyebut mereka sebagai keledai. Maka ia (Shila) berkata.• 'Orang itu adalah penuntut hukum, dan Taurat telah mengatakan: Jika seseorang datang untuk membunuhmu, bangkitlah segera dan bunuh dia lebih dahulu. Begitulah tongkat yang diberikan kepadanya itu dipukulkannya kepada terdakwa dan membunuhnya.' Kemudian ia berkata: 'Karena sebuah mu’zizat telah terjadi melalui ayat ini, maka aku melaksanakannya' ".

Bagian ini terpaksa diutarakan agak panjang, tetapi agaknya terpaksa dikutip seluruhnya untuk memperlihatkan bagaimana kedzaliman kaum Yahudi. Sebagai tambahan bahwa nabi Elijah sampai perlu turun dari sorga ke bumi untuk menipu mahkamah kaum goyyim, disini Talmud mengajarkan, bahwa kaum 'goyyim' pada dasamya adalah binatang, sehingga karena itu Rabbi Shila (dan nabi Elijah) sama sekali tidaklah dapat disebut telah berdusta atau telah membuat dosa. Ceritera itu menjelaskan bahwa sekiranya seseorang (termasuk orang Yahudi) mengungkapkan ajaran Talmud pandangan tentang kaum 'goyyim' sama dengan keledai, maka ia akan menerima hukuman mati. Karena mengungkapkan hal itu akan membuat kaum 'goyyim' murka dan akan menindas agama Yahudi.

Kutipan Talmud dari kitab Ezekiel ini merupakan "nash bukti" sangat penting, karena ayat itu menyatakan bahwa kaum 'goyyim' itu termasuk golongan binatang (keledai). Ayat dari kitab Ezekiel pada Kitab Perjanjian lama telah diubah dengan hanya mengatakan bahwa "orang Mesir memiliki kemaluan yang besar" (sindiran - sama dengan keledai). Hal ini tidak membuktikan atau menegaskan secara eksplisit bahwa orang Mesir yang dirujuk oleh Taurat sarna dengan binatang. Dalam hal ini Talmud memalsukan Taurat dengan cara mendistorsikan tafsir. Beberapa ayat Talmud yang lain yang mengkaitkannya dengan kitab Ezekiel 23:30 yang memperlihatkan watak rasis orang Yahudi ditemukan dalam Arakin 19b, Berakoth 25b, Niddah 45a, Shabbath 150a, dan Yebamoth 98a. Lagipula nash aseli Sanhedrin 37a hanya mengkaitkannya dengan persetujuan Tuhan untuk penyelamatan kaum Yahudi saja.7


Moses Maimonides Membenarkan Pembantaian

Begawan yang sangat dihormati, Moses Maimonides, mengajarkan tanpa tedeng aling-aling, bahwa kaum Kristen wajib dihabisi. Tokoh yang memberikan fatwa seperti itu memiliki kedudukan tertinggi dalam hirarki agama Yahudi.

Moses Maimonides dipandang sebagai penyusun hukum dan filosuf terbesar sepanjang sejarah Yahudi. Ia acapkali dengan penuh rasa hormat disebut dengan nama Rambam, dan disapa dengan panggilan Rabenu Moshe ben Maimon, yang artinya 'Rabbi Kami Musa anak Maimun".8 Inilah yang diajarkan oleh Maimonides tentang boleh tidaknya menyelamatkan nyawa kaum 'goyyim', atau bahkan' orang Yahudi sekali pun yang berani menolak "inspirasi ilahiyah di dalam Talmud'.

"Sesungguhnya bila kita melihat seorang kafir ('goyyim') sedang terhanyut dan tenggelam di sungai, kita tidak boleh menolongnya. Kalau kita melihat nyawanya sedang terancam, kita tidak boleh menyelamatkannya."9. Naskah dalam bahasa Ibrani edisi Feldheim 1981 tentang Mishnah Torah menyebutkan hal yang sarna seperti itu.

Dengan peringatan dari Maimonides itu, telah diwajibkan bagi kaum Yahudi untuk tidak boleh menyelamatkan nyawa atau memberikan pertolongan kepada seorang 'goyyim', ia sebenarnya menyatakan sikap kaum Yahudi yang sebenarnya yang dibebankan oleh Talmud terhadap kaum non-Yahudi.10

“Hal itu telah merupakan 'mitvah' (kewajiban agama) untuk , menghabisi para pengkhianat kaum Yahudi, para 'minnim', dan "apikorsim" dan membuat mereka jatuh ke dalam lobang kehancuran, karena mereka telah menyebabkan penderitaan kepada kaum Yahudi, dan menipu manusia untuk menjauh dari Tuhan, sebagaimana yang dilakukan oleh Isa dari Nazareth dan para muridnya, dan Tzadok, Baithos dan murid-muridnya. Semoga terla'natlah mereka".

Komentar penerbit Yahudi itu memuat pernyataan Maimonides bahwa Nabi Isa a.s. adalah contoh seorang 'min' ("pengkhianat" majemuknya 'minnim'). Komentar itu juga menerangkan bahwa murid-murid Tzadok, yaitu kaum Yahudi yang menolak kebenaran Talmud dan mereka yang hanya mengakui hukum tertulis, yakni Taurat. Menurut buku 'Maimonides' Principles' pada h.5, Maimonides memerlukan waktu dua-belas tahun untuk menyimpulkan hukum dan keputusan dari Talmud, dan mensistemasikan kesimpulannya itu ke dalam 14 jilid. Karya itu akhirnya selesai pada tahun 1180 dan diberi judul 'Mishnah Torah', atau 'Syari'at Taurat'.

Maimonides mengajarkan pada bagian lain dari 'Mishnah Torah', bahwasanya kaum 'goyyim' bukanlah golongan manusia: "Hanyalah manusia (kaum Yahudi), dan bukannya perahu, yang dapat memperoleh najis bila bersentuhan ... Bangkai dari seorang 'goyyim' tidak menyebabkan najis bila bersentuhan dengan bayang-bayang seorang Yahudi ... seorang 'goyyim' tidak sampai menyebabkan penajisan; dan bila seorang 'goyyim' menyentuh, membawa, atau membayangi ... 'goyyim' itu tidak menyebabkan najis ... mayat seorang 'goyyim' tidak menyebabkan menjadi najis; dan sekiranya'" seorang 'goyyim' menyentuh, membawa, atau menjatuhkan bayangannya kepada mayat, ia dianggap tidak pernah menyentuh mayat tersebut." .11


Film 'Schindlers List' - Contoh Kebohongan Kaum Yahudi

Teks Talmud (khususnya Talmud Babilonia) pada Sanhedrin 37a tidak mewajibkan orang Yahudi untuk menyelamatkan nyawa orang lain, terkecuali nyawa orang Yahudi. Moshe Maimonides memperkuat ajaran Talmud tersebut. Tetapi, beberapa buku yang ditulis oleh orang-orang Yahudi kontemporer (Hesronot Ha-shas) merujuk beberapa nash dari Talmud yang seolah-olah memuat frase nilai-nilai universal, seperti, "Barangsiapa membunuh kehidupan seseorang, hal itu sama dengan membunuh seluruh isi dunia; dan barangsiapa memelihara kehidupan seseorang ,,, hal itu seperti ia telah memelihara seluruh isi dunia". (Bandingkan dengan al-Qur' an 5:32, "Barangsiapa yang membunuh seorang manusia bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya")

Namun Hesronot Ha-ash mengakui ayat-ayat di atas tadi bukan katta-kata yang otentik dari Talmud yang aseli. Dengan kata lain, ayat-ayat bemada universal tersebut bukanlah nash otentik dari Talmud. Jadi sekedar sebagai contoh, "versi universal" ini yang oleh Stephen Spielberg dituangkan ke dalam filmnya 'The Schindler's List' yang terkenal itu (dan dikaitkan seolah-olah bersumber dari Talmud pada judul maupun iklan filmnya) adalah penipuan dan merupakan propaganda, yang dimaksudkan untuk memberikan polesan kemanusiaan kepada Talmud, yang pada hakekatnya adalah kitab yang penuh berisi semangat rasisme dan chauvinisme Yahudi. Dalam nash Talmud yang aseli tertulis pada ayat yang sama, "Barangsiapa memelihara bahkan satu nyawa orang Israeli, maka ia seperti memelihara seluruh isi dunia". Sama seperti ayat-ayat yang lain, Talmud yang aseli hanya membicarakan perihal menyelamatkan orang-orang Yahudi.


Tipuan Orang Yahudi

Sanggahan para rabbi orthodoks bahwa tidak ada bukti dokumentasi otentik tentang rasisme dan semangat kebencian di dalam Talmud adalah bohong besar, karena di dalam Baba Kamma 113a, menyatakan bahwa "Orang Yahudi boleh berbohong untuk menipu kaum ’goyyim’ '.

The Simon Wiesenthal Center, sebuah pusat propaganda ruhubiyah Yahudi yang didukung oleh dana multi-jutaan dolar terpaksa memecat Rabbi Daniel Landes pada tahun 1995, karena rabbi ini menentang ajaran dehumanisasi oleh Talmud terhadap orang non-Yahudi. "Sikap ini benar-benar busuk", katanya. Buktinya ? "Ya, pernyataan-pernyataan di dalamnya".

Berdusta untuk menipu orang 'goyyim' telah lama menjadi panutan di dalam agama Yahudi. Ambil contoh sehubungan dengan debat pada abad ke-13 di Paris antara Nicholas Donin, seorang Yahudi yang telah memeluk agama Katolik - yang oleh Hyam Maccoby diakui mempunyai pengetahuan yang luas tentang Talmud"12 -saat berkonfrontasi lawan Rabbi Yehiel. Pada waktu itu Yehiel tidak sedang berada di bawah ancaman hukuman, atau dicederai. Namun tanpa malu tetap saja berdusta sepanjang debat tersebut. Sebagai contoh ketika ditanya oleh Donin apakah ada ayat-ayat yang menghujat Jesus di dalam Talmud, Yehiel menyanggahnya. Donin, seorang ahli dalam bahasa lbrani paham benar jawaban itu dusta maka. Ryam Maccoby, seorang komentator Yahudi mengenai debat tersebut, yang hidup di abad ke-20, membela kebohongan Rabbi Yehiel seperti ini, "Pertanyaan itu mungkin diajukan, apakah Yehiel benar-benar percaya yang Jesus tidak disebut-sebut di dalam Talmud atau, bisa juga ia mengajukan pertanyaan ini sebagai suatu tipuan yang cerdik, untuk menciptakan keadaan mendesak Yehiel ... tentu saja Rabbi Yehiel dapat dimaafjkan bila ia tidak mengakui sesuatu yang tidak sepenuhnya dipercayainya, dalam rangka mencegah proses tiranik yang menghadapkan budaya dari suatu agama tertentu, terhadap agama yang lain".13

Beginilah cara orang Yahudi menyanggah sampai dengan hari ini tentang adanya nash Talmud yang mengandung ayat-ayat yang penuh dengan kebencian. Sebuah kata tentang "kebohongan Yahudi diplesetkan dan disulap menjadi "dapat dimaafkan", sementara setiap penyelidikan terhadap kitab-kitab suci Yahudi oleh peneliti non-Yahudi dipandang sebagai "proses tiranik". Sementara itu serangan kaum Yahudi terhadap kitab-kitab Injil Perjanjian Baru dan al-Qur’an tidak pernah dianggap sebagai "proses tiranik". Hanya kritik kaum non- Yahudi yang dianggap tiranik, sedangkan cara mempertahankan diri bagi orang Yahudi adalah berdusta. (Tidak semua orang Yahudi bersikap seperti tersebut di atas. Dr. Israel Shahak dari Hebrew University menulis sebuah buku lengkap yang diberinya judul 'Jewish History, Jewish Religion', yang mendokumentasikan secara lengkap muatan anti-'goyyim' di dalam kitab Talmud).
Betapapun banyaknya sanggahan dan kebohongan yang keluar dari 'The Anti-Defamation League' (ADL - 'Liga Anti-Penghinaan’ Yahudi) dan dari the Wiesenthal Center, dalam buku ini dikutip nash-nash baik dari Talmud maupun juga dari mufassir Talmud ‚paling' terkemuka" di mata orang Yahudi sendiri, seperti Moses Maimonides,

Pada tahun 1994 Rabbi Tzvi Marx, direktur pendidikan teknologi terapan pada 'Shalom Hartman Institute' di Jerusalem, telah menulis semacam pengakuan yang menakjubkan tentang bagaimana kaum Yahudi di masa yang silam telah membuat dua jenis kumpulan kitab: kitab Talmud yang otentik sebagai bahan pelajaran bagi para pemuda mereka di sekolah-sekolah ('kollel') Talmud, dan sebuah lagi kitab Talmud yang telah "disensor dan diamendemen" yang ditujukan bagi konsumsi para 'goyyim' yang tidak mengerti apa-apa. Rabbi Marx menjelaskan bahwa versi tafsir Maimonides yang dikeluarkan untuk konsumsi umum, tertulis misalnya, "Barangsiapa membunuh seorang manusia, ia telah melanggar hukum". Tetapi Rabbi Marx menyatakan, nash yang aseli berbunyi, " Barangsiapa membunuh seorang Israeli".

Buku Hesronot Ha-shas ("Yang Dihilangkan dari Talmud")15 lalu menjadi penting dalam kaitan ini. Heshronot Ha-shas dicetak-ulang pada tahun 1989 oleh Sinai Publishing House, Tel Aviv. Heshronot Ha-shas menjadi sangat berharga bagi kita, karena buku ini menyusun suatu daftar panjang ayat-ayat Talmud yang diubah atau dihilangkan, dan daftar ayat-ayat yang dipalsukan dewasa ini, yang dibuat untuk konsumsi kaum 'goyyim' seolah-olah ayat-ayat itulah yang otentik.

Popper (h.58-59) menjelaskan : "Tidak selalu yang disensor itu ayat-ayat panjang, tetapi acapkali satu kata pun dihapus. ... Acapkali dalam hal seperti itu digunakan dalam rangka penghapusan dan penggantian". Sebagai contoh pentarjamah versi Talmud dalam bahasa Inggris terbitan Soncino menterjemahkan kata lbrani 'goyyim' dengan sejumlah kata-ganti samaran seperti, "kafir, Cuthean, Mesir, penyembah berhala", dan sebagainya. Tetapi sebenarnya kata-ganti ini merujuk kepada kata-aseli 'goyyim' (semua yang non- Yahudi). Pada catatan-kaki no. 5 Talmud pada edisi Soncino dijelaskan bahwa, “Istilah orang Cuthea (Samaritan) disini adalah untuk menggantikan kata-aseli 'goyyim' ... "

Hal itu merupakan praktek disinformasi yang lazim dipakai oleh kaum Farisi untuk menyangkal adanya ayat-ayat yang rasialistik di dalam Talmud yang telah diungkapkan terdahulu dalam buku ini, dalam rangka mengklaim bahwa ayat-ayat itu adalah "karangan dari orang-orang yang anti-Semit".

Pada tahun 1994, Lady Jane Birdwood, berusia 80 tahun, ditangkap dan diadili di depan pengadi1an pidana di London, hanya karena "kejahatannya" menerbitkan sebuah pamflet berjudu1 'The Longest Hatred' ('Kebencian yang Paling Lama'), berisi seluruh pernyatan kebencian di dalam Talmud yang diangkatnya dari ayat-ayat yang berisi kebencian kepada kaum 'goyyim' dan Kristen. Sepanjang peradilan yang dituduhkan terhadapnya sebagai suatu kejahatan yang sayangnya tidak mendapatkan perhatian dari media massa, seorang rabbi diundang sebagai saksi ahli. Rabbi itu menyanggah sepenuhnya bahwa kitab Talmud berisi ayat-ayat yang mengundang kebencian kepada kaum 'goyyim' dan Kristen, dan hanya karena kedudukan dan prestise rabbi tersebut, wanita tua yang malang itu dijatuhi hukuman "tiga bulan kurungan penjara dan denda senilai $ l000"

Dr. Israel Shahak dalam bukunya berjudul 'Jewish History and Jewish Religion', pada bab tentang Jesus di dalam Talmud pada h.57, dan h.105-106, menegaskan adanya ayat-ayat yang menganjurkan kebencian dan rasisme di dalam Talmud. Mereka yang menyangkal kenyataan ini adalah pembohong besar.


Tanggapan Dunia 'Judeo-Kristen' terhadap Talmud

Dewasa ini ada persekongkolan yang kuat antara dunia Kristen dan Yahudi. Anehnya tidak ada, bahkan tidak pernah ada, para Paus, Katolik serta tokoh-tokoh gereja Protestan di era modern ini yang menyerang atau mengecam ajaran rasisme di Talmud, atau kebencian mendarah-mendaging terhadap Kristen dan kaum 'goyyim' (muslim dan lain-lain) yang diajarkannya. Sebaliknya pada pimpinan gereja Kristen, baik Katolik maupun Protestan, malah dewasa ini menganjurkan kepada para pengikut Jesus Kristus untuk mentaati, menghormati, bahkan membantu pengikut Talmud. Oleh karena itu kesimpulan kita tidak lain, para pemimpin gereja Katolik dan Protestan dewasa ini sebenarnya adalah pengkhianat paling nyata terhadap Jesus Kristus di muka bumi dewasa ini (periksa Perjanjian Baru Matius 23:13-15; I Thessalonika 2:14-16; Titus 1:14; Lukas 3:8-9; dan Kitab Wahyu 3:9).


Kaum Non-Yahudi adalah 'Sampah'

Semua orang non-Yahudi dari segala ras dan agama menurut Talmud adalah super-sampah', begitu menurut pendiri Habad-Lubavitch, Rabbi Shneur Zalman. Analisanya ditemukan di dalam majalah Yahudi ‚The New Republic', yang dalam analisisnya menyatakan bahwa, “... ada ironi besar dalam pandangan universalisme messianik yang baru pada gerakan Habad khususnya pandangannya tentang kaum ’goyyim’ yakni pernyataan Habad yang tanpa tedeng aling-aling berisi penghinaan bernada rasial terhadap kaum 'goyyim '. ...berdasarkan pendapat para theolog Yahudi pada abad pertengahan – terutama sekali pemikiran penyair dan filosuf Judah Ha-Levi pada pada abad ke-12 di Spanyol, dan tokoh mistik Yahudi Judah Loewe pada abad ke-16 di Praha - mereka mencari ketetapan mengenai keunggulan kaum Yahudi berdasarkan ras dan bukannya pada keunggulan kerohanian ... menurut pandangan mereka, secara mendasar kaum Yahudi itu lebih unggul atas ras mana pun, dan mengenai hal itu ditegaskan berulangkali dalam bentuk yang sangat ekstrim oleh Shneur Zalman dari Lyadi. Pendiri Lubavitcher-Hasidisme itu mengajarkan, bahwa ada perbedaan hakiki antara jiwa orang Yahudi dengan jiwa kaum 'goyyim', bahwasanya hanyalah jiwa orang Yahudi yang di dalamnya terdapat dan memancarkan cahaya kehidupan ilahiyah. Sedangkan pada jiwa kaum 'goyyim', Zalman selanjutnya menyatakan, "sama sekali berbeda, karena terciptanya memang lebih inferior. Jiwa mereka sepenuhnya jahat, tanpa mungkin diselamatkan dengan cara apa pun."

Akibat rujukan tentang kaum 'goyyim' menurut ajaran Rabbi Shneur Zalman, tanpa kecuali menyebabkan adanya penyakit dalam jiwa mereka. Dzat darimana jiwa kaum 'goyyim' terbuat penuh dengan "sampah" rohani. Itulah sebabnya mengapa jumlah mereka lebih banyak daripada kaum Yahudi, karena jumlah gabah lebih banyak daripada berasnya. Semua kaum Yahudi secara hakiki baik, dan semua kaum 'goyyim' secara hakiki jahat.

"Karakterisasi kaum 'goyyim' yang dinyatakan secara hakiki jahat dan dari segi kerohanian maupun biologis lebih inferior dari kaum Yahudi, belum pernah diralat dalam ajaran Habad masa kini”.16


Syari'at Yahudi Menuntut bahwa Kaum Kristen Wajib Dihukum Mati

Para ulama Taurat menetapkan, bahwa, "Taurat mewajibkan bahwa ummat yang benar akan mendapatkan tempatnya di Hari Kemudian. Tetapi, tidak semua kaum 'goyyim' akan memperoleh kehidupan yang abadi meskipun mereka taat dan berlaku shaleh menurut agama mereka ... Dan meskipun kaum Kristen pada umumnya menerima Kitab Perjanjian Lama Ibrani sebagai kitab yang diwahyukan dari Tuhan, namun mereka (disebabkan adanya kepercayaan pada apa yang disebut mereka ketuhanan pada Jesus) sebenarnya kaum Kristen adalah penyembah berhala menurut Taurat, oleh karena itu patut dihukum mati, dan mereka kaum Kristen itu sudah dipastikan tidak akan memperoleh ampunan di Hari Kemudian."


Takhayul Kaum Yahudi

Bukanlah mengada-ada bila edisi Talmud Babilonia dipanadang sebagai kitab suci Yahudi yang paling otoritatif. Karena orang Kristen terperdaya oleh para pengkhotbah Yahudi, maka para Paus kian hari kian percaya dan meminta fatwa kepada rabbi Yahudi sebagai "nara sumber yang shahih" untuk mendapatkan keterangan bila berkaitan dengan kitab Perjanjian Lama, yang tanpa mereka sadari berkonsultasi dengan para okultis (juru-ramal).

Yudaisme adalah agama kaum Farisi dan para pendeta Babilonia, yang menjadi sumber ajaran Talmud dan Qabala, yang di kemudian hari membentuk agama Yudaisme. Kitab suci Yudaisme Orthodoks lainnya, seperti 'Kabbalah', isinya penuh dengan ajaran tentang astrologi, ramal-meramal, gematria, nekromansi (sihir), dan demonologi (ilmu hitam). Jika seorang Yahudi ingin bertaubat ia cukup mengangkat seekor ayam, membaca mantera untuk keperluan itu, dan mengibas-kibaskannya di atas kepalanya untuk memindahkan dosa- dosanya kepada ayam tersebut. Yang dapat kita katakan mengenai hal ini tidak lain adalah takhayul dalam arti yang sebenar-benarnya. Selanjutnya lambang Israel yang mereka sebut sebagai “bintang Nabi Daud" sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Nabi Daud a.s. Bintang itu adalah hexagram (bersudut enam) supranatural yang melambangkan yantra dari androgen (kelenjar yang memberikan karakteristik pada kaum laki-Iaki), yang dihubungkan dengan para Khazar Bohemia pada abad ke-14. (Penyesatan publik dengan penggunaan nama "negara Israel" yang didirikan pada tahun 1948, merupakan buah hasil persekongkolan antara kaum Bolshevik-Yahudi dengan kaum Zionis yang atheis; nama itu tidak ada sangkut-pautnya dengan kelanjutan kerajaan Nabi Daud, tetapi dikukuhkan melalui pcngakuan pertama di PBB yang diberikan oleh diktator komunis Uni Sovyet Joseph Stalin).

Kaum Kristen akan lebih terbuka matanya bila berkunjung ke komunitas Yahudi Hasidik menonton acara 'Purim', dimana sebuah patung serupa Halloween meloncat-loncat (seperti 'jailangkung'). Meskipun upacara 'Purim' itu merujuk kepada Kitab Esther yang disebutkan sebagai nash dasarnya, dalam prakteknya upacara 'Purim' tidak lain adalah sebuah tradisi kaum kafir Bacchan.17

Para rabbi orthodoks menggunakan kutukan, mantra, imej, dan sebagainya, yang mereka anggap lebih besar kuasanya dari kuasa Tuhan. Kesesatan itu mereka ambil dari ajaran Sefer Yezriah, (sebuah buku tentang ilmu sihir kaurn Qabalis). Kaum non-Yahudi dapat menyaksikan ulangan perilaku paganisme Babilonia kuno setiap kali mereka mengamati ritual para rabbi agama Yudaisme.18

Dengan mengetahui ajaran Talmud yang menjadi dasar konstitusi prinsip, dan arah kebijakan negara dan pemerintah Israel, mudah dipahami mengapa negara Israel sangat arogan dengan kebuasan yang melebihi Nazi Jerman.